Ida Pedanda Gde Made Gunung memberikan Dharma Wacana di Batam |
Umat
Hindu di Kota Batam juga sangat beruntung karena pada tanggal 14 Pebruari 2015
umat Hindu Kota Batam kedatangan seorang dwijati yang sangat terkenal. Beliau
adalah Ida Pedanda Gde Made Gunung. Hari itu menjadi sangat istimewa karena
bertepatan dengan hari “valentine” (Hari
Kasih Sayang) di mana umat berkesempatan mendengarkan ajaran suci dari Sang
Dwijati yang memberikan pencerahan. Pada kesempatan itu beliau menyampaikan
beberapa pokok-pokok ajaran Agama Hindu. Beliau menyampaikan bahwa Veda adalah
kitab Suci Agama Hindu yang diwahyukan Tuhan melalui pendengaran (sravanam)
suci para Maharsi, sehingga disebut “Sruti”,
yang berasal dari kata “Srut” yang
artinya mendengar. Veda kita yakini kebenaranya sampai sekarang sampai sekarang
karena Veda dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan situasi kondisi daerah setempat. Veda
sangat fleksibel.
Dalam
hal menyampaikan bhakti kepada Tuhan kita tidak boleh ragu-ragu menggunakan
bahasa Ibu (bahsa daerah). Tuhan mengenal semua bahasa umat manusia yang ada di
dunia ini. Beliau juga menjelaskan tentang pentingnya mempersembahkan kepada
Tuhan sebagai wujud rasa bhakti kita kepada Tuhan. Banten juga merupakan
perwujudan Tuhan dan media untuk meningkatkan kesucian dan kesejahteraan umat
manusia. Di mana ada yajna, maka daerah itu akan makmur, demikian janji Tuhan
kepada umat manusia. Sastra mengajarkan kepada kita tentang 4 (empat) jalan
yang bisa kita laksanakan untuk memuja Tuhan sesuai dengan kemampuan kita. Ada Raja Yoga yaitu menghubungkan pikiran
dengan Tuhan, tapa/brata, yoga dan Samadhi. Jalan ini sangat mulia karena
kekuatan vibrasi positif yang dihasilkan dari pemusatan pikiran sangat berperan
dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan di dunia ini. Jalan yang kedua
adalah jnana yoga yang bertujuan menghilamngkan kebodohan (avidya) mencapai
jnana (vijnana). Berikutnya Karma yoga atau jalan kerja. Bahwa kerja adalah
kewajiban semua manusia, jika tidak bekerja maka tidak akan sejahtera hidup
sebagai manusia, tentunya kerja dengan tidak mengharapkan hasil, karena tanpa
diharapkan, gaji itu akan diterima oleh pegawai yang bekerja dengan tekun. Terakhir
adalah jalan bhakti. Bhakti adala intisari dari semua jalan yang kita tempuh,
karena setinggi apapun jnana kita, kekayaan kita, ilmu kita, prestasi kerja
kita akan menjadi lebih mulia jika kita bhaktikan kepada umat manusia. Semua
jalan ini adalah jalan Tuhan (Catur Marga
Yoga).
Dalam
Agana Hindu kita mengenal konsep Tat tvam Asi
yang artinya aku dan engkau adalh Itu (Brahman). Kita juga mengenal
vasudaiva kutumbhakam yang artinya sesungguhnya kita semua adalah bersaudara.
Keduanya merupakan konsep aktual yang mengglobal. Jadi jika kita menyakiti
orang lain maka kita berbuat salah dan sama halnya dengan menyakiti Tuhan.
Sebagai Umat Hindu kita harus rajin melakukan sembahyang tri Sandya 3 kali
sehari, hal bertujuan untuk menghilangkan karma buruk kita, meningkatkan
kualitas kesucian diri dan akhirnya membentuk pribadi yang agamis dan beradab.
Kita boleh berbangga hati karena Hindu memilikki Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa
(filsafat), Susila (etika) dan Upakara (ritual keagamaan) jika ketiganya
digabung maka akan membentuk satu kekuatan tersendiri bagi umat Hindu. Dalam
hal pelaksanaan yajna beliau menghimbau agar umat Hindu melaksanan tradisi
sesuai dengan situasi dan kondisi umat Hindu di Batam. Sesuaikan dengan Desa,
Kala dan Patra. Jangan beryajna secara jor-joran, karena jika tidak sesuai
sastra dan tidak ikhlas serta menimbulkan hutang finansial maka yajna itu tidak
akan diterima oleh Tuhan. Tetapi harus perlu diingat bahwa dalam beryajna kita
jangan memikirkan untung rugi, untuk itu sesuaikan dengan kemampuan jangan
berpura – pura mampu jika tidak mampu dan jangan berpura – pura tidak mampu
jika kita mampu. Semua harus kita lakukan atas dasar dan prinsip melayani Tuhan,
niscaya kita akan bahagia damai dan sejahtera sesuai janji Tuhan dalam
Bhagavadgita.
Dalam
pergaulan di masyarakat kita harus memelihara tri Kerukunan Umat Beragama.
Sebelum kita mengoreksi orang lain maka koreksilah diri sendiri, lakukan
instropeksi diri terlebih dahulu. Karena jika kita tidka mampu mengendalikan
diri maka kerukunan intern dan ekstern umat akan terganggu. Beliau juga mengajarkan
kepada kita bagaimana hdup bahagia. Sederhana saja, kuncinya adalah kita harus
mencintai alam tempat kita tinggal, menjalin hubungan yang harmonis dengan sesame
manusia, memuja Tuhan dan tentunya bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Renungkan pertanyaa ini dalam hati kita: Untuk
apa kita lahir? Mengapa kita lahir? Kemana kita lahir? Jika kita sudah
menenmukan jawabanya maka kita tidak akan mudah putus asa dan tidak takut
menghadapi kematian. Karena perjalanan roh atau Atman sangat ditentukan oleh
karma kita bukan oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar