Senin, 05 November 2018

Mahasabha XI PERADAH INDONESIA di Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah


Bertempat di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia menggelar Mahasabha ke-11. Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama berkesempatan hadir guna memenuhi undangan Ketua Panitia Mahasabha XI di Palangkaraya. Pada Hari Jumat 2 November 2018, Walikota Palangkaraya mengundang seluruh panitia, peserta dan tamu undangan Mahasabha XI untuk ramah tamah dan makan malam bersama. Kegiatan itu sebagai salah satu bentuk komitmen Waikota Palangkaraya untuk menjada kerukunan antar umat beragama di Kota Palangkaraya.

Mahasabha XI  PERADAH Indonesia ini diharapkan mampu menghasilkan pemimpin Peradah Indonesia masa bhakti 2028 – 2021 yang memiliki loyalitas terhadap anggota serta pada organisasi yang dipimpinya. Seorang pemimpin harus  menumbuhkan sikap loyal pada setiap orang agar dapat tercipta rasa kebersamaan dan saling memiliki dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus loyal kepada bawahan agar bawahan loyal kepada atasan. Artinya antara bawahan dan pimpinan harus bekerjasama atas dasar saling menghormati. Jika tidak maka siap-siap kita akan memilikki anak buah yang terlihat baik depan kita tetapi belum tentu baik saat di belakang kita. Adapun tema dari kegiatan ini adalah Kerja dan Karya untuk Nusantara.

Pada hari Sabtu 2 November 2018 dilanjutkan dengan Seminar Kewirausahaan. Adapun tema dari kegiatan ini adalah Menuju generasi emas 20145 yang tangguh dan berkarakter. Narasumber pada kegiatan seminar itu adalah Tjok Krisna, pendiri Tjok Konveksi dan Krisna Pusat Oleh – Oleh di Bali. Dalam materinya Tjok Krisna mengajak generasi muda Hindu untuk pantang menyerah. Keadaan ekonomi keluarga bukan menjadi alasan kita untuk tidak mau berusaha. Tetapi setelah kita sukses kita harus tetap ingat kepada masyarakat. Kita harus tetap rendah hati (humble), rajin beramal dan mengikuti kegiatan sosial lainnya.

Pak Alex yang merupakan salah satu investor bukalapak.com mengajak generasi muda untuk keluar dari zona kenyamanan. Ada banyak peluang di luar sana yang sayang untuk dilewatkan. Pengguna internet dan telepon selular setiap tahun semakin meningkat. Mengapa hal ini tidak kita manfaatkan dengan maksimal? Generasi muda milleneal harus mammpu mengubah kaadaan bahwa Hp bisa menghasilkan uang dengan menjalankan usaha tele marketing.

Kemudian pendiri Mangsi Kopi Bali mengajak generasi muda untuk jeli dan teliti melihat pangsa pasar dan permintaan pasar. Seperti halnya usaha mmebuka kedai kopi. Tidak semua orang suka kopi karena berbagai alasan seperti takut kena serangan jantung, hipertensi atau ada juga yang mengidap penyakit mag kronis. Maka kita harus kemas produk kita menyesuaikan pangsa pasar. Kalangan anak muda yang milleneal jelas akan berbeda dengan kalangan generasi yang sudah tua, tetapi semuanya tetap dalam konsep yang segar agar produk kita bisa diterima oleh berbagai kalangan.

Kemudian Bu Ni Luh Djelantik yang memilikki usaha sepatu mode dari Bali menekankanbahwa untuk menjadi orang sukses kita harus memilikki integritas yang tinggi terhadap pekerjaan. Kita harus berusaha bekerja tepat waktu, memenuhi target dan jujur tehadap atasan dan pekerjaan. Ni Luh Jelantik juga mengajak generasi muda untuk tahan banting dalam dunia usaha. Jatuh dan bangun adalah hal yang biasa dalan dunia usaha. Kita harus taat hukum, taat membayar pajak dan taat pada peraturan lainnya jika ingin mendirikan usaha seperti UMKM dan sebagainya.

Kegiatan seminar ini juga bertujuan melatih jiwa kewirausahaan yang membentuk pemimpin dan generasi muda Hindu menjadi lebih mandiri, sebab untuk apa jadi pemimpin jika sekedar mendudukin singgasana dengan tidak memperhatikan anggota dan masyarakat. Pemimpin yang mampu bekerja dan menghasilkan karya terbaik tentu saja tidak dapat dipelajari secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun langsung untuk merasakan dinamika dimasyarakt . kepemimpinan yang melayani dan kerja untuk karya dalam pengelolahan sumber daya yang dimiliki adalah kebutuhan bangsa saat ini.

Acara dilanjutkan dengan upacara Pembukaan Mahasabha XI. D Suresh Kumar ketua DPN masa bhakti 2015 – 2018 memberikan kata sambutan pada siang hari itu. Dalam sambutannya D Suresh berpesan agar generasi muda jangan mudah mempercayai berita hoaks. Jangan mudah diadu domba. Kita harus menjaga kerukunan antar umat beragama. Generasi harus mencintai tanah air, jangan mudah terpancing isu SARA apalagi menjelang Pemilu 2019. Dalam hal data jumlah Hindu kita harus berani memperjuangkannya di level daerah dan nasional karena akan berpengaruh terhdap penerimaan CPNS terutama guru dan penyuluh agama Hindu. Jumlah guru Hindu sangat sedikit, maka lulusan perguruan tinggi Hindu harus terserap di instansi – instansi pemerintahan. Terakhir D Surehs Kumar mengajak generasi muda jangan hanya bercita – cita menjadi PNS, tetapi ambillah peluang lain yang lebih luas peluangnya seperti dunia wirausaha dan lainnya. Terakhir Suresh berpesan agar kita menjadi Hindu nusantara, kita tetap satu yaiti Hindu, bukan Hindu Jawa, Hindu Bali dan Hindu India. Suresh juga mengajak semua yang hadir untuk mendoakan korban dan keluarga korban jatuhnya peswat Lion Air JT. 610.

Selanjutnya adalah sambutan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah. Dalam sambutannya wakil Gubernur Kalimantan Tengah menginformasikan bahwa kondisi kerukunan umat beragama di Kalimantan Tengah berjalan sangat baik sekali. Dalam sambutannya wakil Gubernur mengajak bahwa kita harus semangat dan berjiwa muda. Pemuda harus memahami dan menerapkan 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI


Menteri Pemuda dan olah Raga Republik Indonesia Bapak Anwar Narawi berkesempatan memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Mahasabha XI Peradah Indonesia secara resmi. Beliau mengajak agar anak muda tidak membawa fanatisme yang berlebihan. Karya dan kerja Peradah harus  sejalan dengan 5 (lima) nilai keteladanan PERADAH yang menjadi dasar dan karakter organisasi  organisasi yaitu: Satya mitra yang artinya setia kawan, dan bekerjasama, sadhana artinya melaksanakan disiplin spiritual, sevanam artinya melakukan pelayan kepada umat, Samskara yang artinya menjadi pelopor agen perubahan, dan yang terakhir adalah Santosa yang artinya bahwa menjadi pemuda Hindu itu harus bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan, dan kesejahtreraan umat Hindu. Prinsip multikulutarisme harus tetap dijaga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda Hindu harus profesional dan berintegritas, tumbuh menjadi wira usaha yang handal.

Selanjutnya adalah dialog Wawasan Kebangsaan dengan narasumber dari Mabes POLRI, Pimpinan MPR RI dan majelis Parisada Hindu Dharma Indonesia. Dari Mabes POLRI membahas tentang potensi indonesia dalam hal kerukunan beragama dan pertahanan nasional. Menjelang pemilu. Kita harus menerapkan 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI

Penyelenggara Hindu berkesempatan meninjau Pemilihan Ketua dan Pengurus Peradah Indonesia masa bhakti 2018 – 2021. Adapun Ketua Peradah Indonesi yang terpilih adalah I Gede Ariawan, S.Ip., M.IP, terpilih sebagai Sekjen Peradah Indonesia adalah Anak Agung Ayu Ari Widhyasari, S.H., M.Kn, sebagi bendaha umum Putu Tari Pandutami, S.Sos.

Pada hari Minggu, 04 November 2018 dilaksanakan Koordinasi dengan Polda Kepri, Dirjen Bimas Hindu, Pembimas Hindu Prov. Kalimantan Tengah perihal krukunan umat beragama di Kalimantan Tengah menjelang Pemilu damai 2019 dan persiapan upacara penutupan Mahasabha Peradah XI.

Mahasabha XI yang ditutup secara resmi oleh Dirjen Bimas Hindu, Dalam sambutannya Dirjen Bimas Hindu mengajak pemuda untuk terus bekerja dan berkarya, jangan hanya terhenti sampai di sini saja tetapi harus ada peningkatan karir. Usaha, bisnis dan kenaikan keberhasilan yang lainnya. Anak muda Hindu harus mau meningkatkan kualitas diri, belajar dan terus belajar.




Ditemui secara terpisah oleh penyelenggara Hindu, D Surehs Kumar (mantan Ketua Peradah Indonesia) menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang ideal lahir dari sebuah proses dan jenjang secara bertahap. Teori sosial tentang kepemimpinan menyatakan bahwa “seorang pemimpin harus di bentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena  itu seseorang menjadi pemimpin karena proses pendidikan  dan pelatihan”.

Rangkaian terakhir dari Mahasabha XI PERADAH Indonesia adalah Bhakti Sosial di daerah pedalaman Kalimantan Tengah. (eko_prasetyo_2018)

1 komentar: