Pada hari Minggu, 06 Maret 2016 umat hindu Kota Batam menyelenggarakan
Upacara Melasti sebagai rangakaian Upacara Nyepi 1938 Saka di danau Sei Ledi,
Sekupang Batam. Kegiatan diikuti oleh lebih kurang 150 orang. Dalam acara itu hadir
Eko Prasetyo, S.Ag, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota
Batam. Hadir juga ketua Parisada Prov. Kepulauan Riau, Wayan Jasmin, Ketua WHDI
Kota dan Provinsi, Parisada Kota Batam serta ketua lembaga agama keagamaan
se-Kota batam.
Acara dimulai pada pukul 17 WIB dan selesai pada pukul 19.00 WIB. Dalam
agama Hindu melasti juga disebut dengan Mekiyis. Melasti bertujuan untuk
menyucikan sarana dan prasarana upacara yang akan digunakan dalam perayaan
Nyepi berikutnya seperti Taur Agung Kesanga yang jatuh pada hari Selasa, 08 Maret 2016. Melasti juga bertujuan untuk memohon kesucian lahir dan batin serta
memohon tirtha amertha yang bermanfaat dalam kehidupan umat Hindu. Dalam Sastra
suci dijelaskan “Amet sarining tirtha
kamandalu ring telenging segara” yang artinya bahwa melasti bertujuan untuk
menyerap sari-sari tirtha amerta (tirtha kehidupan) dari tengah-tengah
lautan/segara). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran Parisada
Pusat yang diteruskan kepada umat oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI
Jakarta. Perayaan Melasti sesuai dengan Tema Nyepi 1938 saka yang ditetapkan
oleh Parisada yaitu Keberagaman Perekat Persatuan. Artinya bahwa walaupun kita berbeda-beda tetapi justru itu sebagai sarana perekat persatuan umat Hindu. Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Dalam
susastra suci, melasti juga berarti ”anglukataken
laraning jagat” yang artinya menghilangkan kekotoran dunia ini baik bhuana
agung maupun bhuana alit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar