Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Batam
pada hari Kamis, 25 sampai dengan Jumat, 26 Mei 2017, Bimas Hindu Kantor
Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan kegiatan Pembinaan SIswa Pasraman.
Acara diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari Siswa tingkat SMP dan SMA yang
beragama Hindu se- Kota Batam. Peserta yang terpilih ini adalah juga sebagai
siswa Pasraman Jnana Sila Bhakti yang merupakan sekolah minggu Hindu non Formal
di Kota Batam. Peserta ini juga akan maju mewakili Prov. Kepulauan Riau untuk
maju di festival Seni Baca Kitab Suci Weda yaitu Utsawa Dharma Gita tingkat
Nasional ke-13 di Kota Palembang pada builan Juli nanti.
Adapaun tema kegiatan ini adalah “Melalui Kegiatan
Pembinaan Siswa Pasraman 2017 di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Batam
Kita Tingkatkan Kompetensi Diri menghadapi era MEA”. Dari Tema ini jelas bahwa siswa
pasraman sebagai generasi muda dituntut untuk meningkatkan kualitas diri menghadapi
era MEA. Siswa juga dituntut untuk menguasai IPTEK, meningkatkan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, memilikki ketrampilan, keahlian, kompetensi dan juga soft skill.
Acara diawali dengan sambutan ketua panitia yang
disampaikan oleh Magdalena Silfia. Magdalena mengatakan bahwa kegiatan ini
dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan misi Bimas Hindu Kantor Kementerian
Agama Kota Batam yang berusaha mewujudkan umat Hindu yang cerdas, taat
beragama, sejahtera, berakhlak mulia menuju Batam Bandar sebagai Bandar dunia
yang madani berlandaskan gotong royong. Kegiatan ini juga untuk membentuk
karakter siswa dan memberi pembekalan menghadapi tantangan kehidupan
sehari-haru dan tantangan jangka panjang yaitu era Masayarakat Ekonomi ASEAN
(MEA).
Pada sesi paparan materi, Haji Zulkifli selaku Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota Batam berpesan agar siswa Hindu haru menguasai
IPTEK dan juga belajar ilmu agama sebagai penyeimbang. Ilmu pengetahuan tanpa
agama akan membawa kehancuran bagi pemiliknya. Sudah banyak contoh penyalahgunaan
kemajuan IPTEK yang berakhir dengan bencana jika ilmu tidak didasari dengan
agama yang benar. Dan saat ini penting bagi siswa pasraman adalah mengahayati
dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila.
Haji Sarbaini selaku Kasubbag TU Kantor Kementerian
Agama juga berpesan kepada siswa pasrmaan agar mampu bersaing di dunia nyata.
Genarasi muda jangan mudah tergoda narkoba, pergaulan bebas, game dan lain
sebagainya. Cara mudah menghancurkan suatu bangsa adalah menghancurkan generasi
mudanya melalui budaya pergaulan bebas, narkoba, game dan lain sebagainya. Dan itu
sedang dilakukan oleh asing kepada negara kita. Maka siswa pasraman harus
mengisi kegiatan sehari – hari dengan aktivitas yang positif di samping juga
peningkatan kualitas diri.
I Wayan Catra Yasa selaku Ketua Paruman Walaka
Parisada Prov. Kepulauan Riau juga berharap agar siswa pasraman mampu melakukan
upgrade Diri. Siswa Pasraman harus tahan banting di samping juga mempunyai budi
pakerti yang luhur.
Ketut Suratha Arsana selaku narasumber dari Jakarta
yang juga merupakan pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
menyempaikan materi dengan metode yang berbeda. KS Arsana mengajak peserta
untuk bermain game atau dinamika kelompok. Dari permainan ini peserta akan
menemukan masalah dan memecahkan masalah, Tujuannya sederhana, bahwa generasi
muda tidak boleh lari dari masalah, tetapi justru bagaimana kita menemukan
masalahnya.
Pada keesokan harinya tepatnya pada hari Jumat 26 Mei
2017 Eko Prasetyo selaku penyelenggara Hindu Kemenag Kota Batam juga memberikan
pembekalan kepada semua peserta dengan menggunakan metode praktik, pemberdayaan
otak kanan dan otak kiri dan metode analisis SWOT untuk menghadapi era MEA. Eko
mengajak semua siswa agar menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri dengan cara
belajar sambil bermain musik, melukis, agar siswa tidak merasa bosan. Kita
semua tahu bahwa otak kiri mewakili logika, angka dan matematika dan otak kanan
mewakili keindahan, seni dan mimpi. Jadi kita harus seimbang dalam menjalankan
hidup ini.
Dilanjutkan dengan paparan materi dari Made Karmawan
selaku Guru Agama Hindu yang menerangkan Materi Dinamika kelompok dan Problem
Solving. Metodenya hampir sama dengan narasumber sebelumnnya, hanya saja Made
Karmawan menggunakan media yang berbeda. Made mengajak siswa untuk mengamati
pembuatan canang sari dan mengalisa manfaat dan fungsinya dalam pemujaan kepada
Tuhan.
Terakhir Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu Kanwil
Kementerian Agama Prov. Kepuluan Riau menyampaikan paparan materi terkait
penguatan Sradha dan Bhakti siswa pasraman. Seorang siswa harus memilikki
keimanan yang kuat kepada Tuhan dan Agama Hindu di era modern seperti ini. Demikian
penjelasan Ketut Suardita mengakhiri materinya sekaligus menutup acara ini
secara resmi.
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa pasraman
karena di samping materi yang berkualitas juga ada pembentukkan karekater di
dalamnya. Siswa diajarkan untuk mandiri dan bekerja keras. (ep2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar