Kamis, 01 Juni 2017

Pembinaan Siswa Pasraman Tahun 2017 di Kota Batam

Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Batam pada hari Kamis, 25 sampai dengan Jumat, 26 Mei 2017, Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan kegiatan Pembinaan SIswa Pasraman. Acara diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari Siswa tingkat SMP dan SMA yang beragama Hindu se- Kota Batam. Peserta yang terpilih ini adalah juga sebagai siswa Pasraman Jnana Sila Bhakti yang merupakan sekolah minggu Hindu non Formal di Kota Batam. Peserta ini juga akan maju mewakili Prov. Kepulauan Riau untuk maju di festival Seni Baca Kitab Suci Weda yaitu Utsawa Dharma Gita tingkat Nasional ke-13 di Kota Palembang pada builan Juli nanti.

Adapaun tema kegiatan ini adalah “Melalui Kegiatan Pembinaan Siswa Pasraman 2017 di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Batam Kita Tingkatkan Kompetensi Diri menghadapi era MEA”. Dari Tema ini jelas bahwa siswa pasraman sebagai generasi muda dituntut untuk meningkatkan kualitas diri menghadapi era MEA. Siswa juga dituntut untuk menguasai IPTEK, meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memilikki ketrampilan, keahlian, kompetensi dan juga soft skill.

Acara diawali dengan sambutan ketua panitia yang disampaikan oleh Magdalena Silfia. Magdalena mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan misi Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam yang berusaha mewujudkan umat Hindu yang cerdas, taat beragama, sejahtera, berakhlak mulia menuju Batam Bandar sebagai Bandar dunia yang madani berlandaskan gotong royong. Kegiatan ini juga untuk membentuk karakter siswa dan memberi pembekalan menghadapi tantangan kehidupan sehari-haru dan tantangan jangka panjang yaitu era Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pada sesi paparan materi, Haji Zulkifli selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam berpesan agar siswa Hindu haru menguasai IPTEK dan juga belajar ilmu agama sebagai penyeimbang. Ilmu pengetahuan tanpa agama akan membawa kehancuran bagi pemiliknya. Sudah banyak contoh penyalahgunaan kemajuan IPTEK yang berakhir dengan bencana jika ilmu tidak didasari dengan agama yang benar. Dan saat ini penting bagi siswa pasraman adalah mengahayati dan mengamalkan nilai – nilai Pancasila.

Haji Sarbaini selaku Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama juga berpesan kepada siswa pasrmaan agar mampu bersaing di dunia nyata. Genarasi muda jangan mudah tergoda narkoba, pergaulan bebas, game dan lain sebagainya. Cara mudah menghancurkan suatu bangsa adalah menghancurkan generasi mudanya melalui budaya pergaulan bebas, narkoba, game dan lain sebagainya. Dan itu sedang dilakukan oleh asing kepada negara kita. Maka siswa pasraman harus mengisi kegiatan sehari – hari dengan aktivitas yang positif di samping juga peningkatan kualitas diri.

I Wayan Catra Yasa selaku Ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kepulauan Riau juga berharap agar siswa pasraman mampu melakukan upgrade Diri. Siswa Pasraman harus tahan banting di samping juga mempunyai budi pakerti yang luhur.

Ketut Suratha Arsana selaku narasumber dari Jakarta yang juga merupakan pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat menyempaikan materi dengan metode yang berbeda. KS Arsana mengajak peserta untuk bermain game atau dinamika kelompok. Dari permainan ini peserta akan menemukan masalah dan memecahkan masalah, Tujuannya sederhana, bahwa generasi muda tidak boleh lari dari masalah, tetapi justru bagaimana kita menemukan masalahnya.

Pada keesokan harinya tepatnya pada hari Jumat 26 Mei 2017 Eko Prasetyo selaku penyelenggara Hindu Kemenag Kota Batam juga memberikan pembekalan kepada semua peserta dengan menggunakan metode praktik, pemberdayaan otak kanan dan otak kiri dan metode analisis SWOT untuk menghadapi era MEA. Eko mengajak semua siswa agar menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri dengan cara belajar sambil bermain musik, melukis, agar siswa tidak merasa bosan. Kita semua tahu bahwa otak kiri mewakili logika, angka dan matematika dan otak kanan mewakili keindahan, seni dan mimpi. Jadi kita harus seimbang dalam menjalankan hidup ini.

Dilanjutkan dengan paparan materi dari Made Karmawan selaku Guru Agama Hindu yang menerangkan Materi Dinamika kelompok dan Problem Solving. Metodenya hampir sama dengan narasumber sebelumnnya, hanya saja Made Karmawan menggunakan media yang berbeda. Made mengajak siswa untuk mengamati pembuatan canang sari dan mengalisa manfaat dan fungsinya dalam pemujaan kepada Tuhan.

Terakhir Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepuluan Riau menyampaikan paparan materi terkait penguatan Sradha dan Bhakti siswa pasraman. Seorang siswa harus memilikki keimanan yang kuat kepada Tuhan dan Agama Hindu di era modern seperti ini. Demikian penjelasan Ketut Suardita mengakhiri materinya sekaligus menutup acara ini secara resmi.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa pasraman karena di samping materi yang berkualitas juga ada pembentukkan karekater di dalamnya. Siswa diajarkan untuk mandiri dan bekerja keras. (ep2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar