Pada hari Kamis, 9 Maret 2017 sampai dengan
Minggu 12 Maret 2017 Mahajaya Agung Hotel & Convention Center Jalan HOS.
Cokroaminoto No. 63, Kota Denpasar, Bali, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan
Pemuda Hindu (DPN PERADAH) menyelenggarakan Kegiatan
PAKEMNAS IX (Pendidikan Kepemimpinan Nasional) PERADAH INDONESIA. Adapun tema pada
kegiatan ini adalah “Satya Bhakti Prabhu”
yang berarti Bekerja dan Berkarya Melayani Sesama,
Acara
didahului dengan Sarasehan Nasional yang berlangsung di Gedung Sewaka Dharma
Denpasar pada tanggal 11 Maret 2017. Hadir pada kesempatan itu I.B Rai Dharmawijaya Mantra selaku walikota Denpasar, Ketua PHDI Pusat,
Praktisi Pendidikan, Penyelengggara
Hindu pada kantor Kementerian Agama Kota Batam, D.Sures
Kumar,S.Ag.,M.Si selaku Ketua DPN Peradah Indonesia, I.A.M Purnamaningsih
S,Sos.H selaku Ketua DPP Peradah Prov. Bali, Ketua Dewan Pimpinan
Provinsi (DPP) Peradah se-indonesia, perwakilan Kampus, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara (YJHN) dan organisasi
Kemasyarakatan lainnya.
Acara
diawali dengan sambutan Ketua panitia yang dibawakan oleh I Made Ginardo. Selaku ketua Panitia Pakemnas dari
daerah Prov. Bali. Dalam sambutannya ketua panitia mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari semua pihak baik dari pemerintah dalam hal ini MPR RI, DPR
RI, Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Kementerian Pemuda dan Olah Raga,
Kementerian Pariwisata, Kementerian Negara Koperasi Usaha kecil dan
Menengah, Pemprov Bali, Pemkot Denpasar,
IHDN, UNHI, PHDI Pusat, DPR RI, BUMN seperti Bank Indonesia, Bank BRI, Bank
BNI, Bank Mandiri, Bank DPDP Bali, Kanwil kementerian Agama Prov. Bali, Kantor
Berita jendela Nusantara, Bali Post dan pihak lain baik dari media cetak dan
elektronik, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara, serta organisasi kemasyarakatan yang lain yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Acara ini terselenggara berkat bantuan dan kerjasama
dari semua pihak.
Dilanjutkan
dengan sambutan Ketua DPN Peradah Indonesia. Dalam Sambutannya D Suresh Kumar
manyatakan bahawa Pemimpin yang ideal lahir dari sebuah proses dan jenjang
secara bertahap. Teori sosial tentang kepemimpinan menyatakan bahwa “seorang
pemimpin harus di bentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai
pemimpin, oleh karena itu seseorang
menjadi pemimpin karena proses pendidikan
dan pelatihan”.
Pemuda
selaku generasi penerus bangsa memegang peranan penting untuk akselerasi pembangunan
yang berkelanjutan. Oleh karena itu pemuda Indonesia diharapkan mempunyai sikap
inovatif dan kreatif yang dikombinasikan dengan sikap disiplin, kritis, dan
dinamis, mempunyai integritas, tidak gampang terseret dalam arus negative modernisasi,
bisa bersikap yang semestinya dalam menghadapi kenyataan, mengenal nilai-nilai
budaya bangsa, serta berani bersaing/berkompetensi untuk “knowledge based society’. Untuk mencapai kualitas tersebut, perlu
adanya komitmen bersama dan dilakukan secara konsistensi dari waktu ke waktu.
Pengembangan keahlian Soft Skill
harus ditingkatkan. Keahlian Soft skill meliputi
keahlian berbicara, menulis, memimpin, menyelesaikan masalah, mampu bekerja
dengan tim, mampu bekerja di bawah tekanan dan lain sebagainya. Ini adalah ciri
pemuda yang tangguh. Pemuda Hindu juga harus berani melakukan upgrade diri dalam hal pendidikan, ketrampilan dan keahlian.
Pehimpunan
Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH) sebagai organisasi kader memiliki kewajiban
moral untuk menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan pemimpin Indonesia
sesuai dengan tuntutan perkembangan. Terkait dengan hal tersebut, salah satu
upaya PERADAH Indonesia adalah dengan meningkatkan SDM generasi muda Hindu,
Khususnya Kader–kader PERADAH Indonesia melalui Pendidikan Kepemimpinan
Nasional (PAKEMNAS) PERADAH Indonesia yang saat ini memasuki angkatan ke IX.
PAKEMNAS
IX PERADAH Indonesia ini diharapkan mampu menghasilkan calon pemimpin yang
memiliki loyalitas terhadap anggota serta pada organisasi yang dipimpinya.
Seorang pemimpin harus menumbuhkan sikap
loyal pada setiap orang agar dapat tercipta rasa kebersamaan dan saling
memiliki dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus loyal kepada bawahan
agar bawahan loyal kepada atasan. Artinya antara bawahan dan pimpinan harus bekerjasama
atas dasar saling menghormati. Jika tidak maka siap-siap kita akan memilikki
anak buah yang pura-puta baik di depan kita tetapi sebenarnya tidak baik di belakang kita.
Ada
pepatah yang menyatakan: ”Loyalitas
dekat dengan pengorbanan”. Memang pada kenyataannya loyalitas selalu diiringi
dengan pengorbanan, namun hasil yang akan dipetik pun akan sangat manis dan
mampu memiliki pengaruh yang positif terhadap organisasi. Seorang pemimpin
mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain serta seluruh
anggotanya, bukan dengan mengorbankan orang lain. Menjadi hebat tidak harus mamatikan yang lainnya. Untuk terlihat terang sebuah lampu tidak harus mematikan semua lampu. Dia akan terlihat terang di antara lampu yang terang. Dalam filsafat Jawa dijelaskan, sakti tanpa aji, nglurug tanpa bala, artinya tidak merendahkan orang lain.
Kegiatan
ini juga bertujuan melatih leadership yang dekat dengan rakyat, sebab untuk apa
jadi pemimpin jika sekedar mendudukin singgasana dengan tidak memperhatikan
nasib rakyat. Pemimpin yang mampu bekerja dan menghasilkan karya terbaik tentu
saja tidak dapat dipelajari secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun
langsung untuk merasakan dinamika dimasyarakt. Kepemimpinan yang melayani dan
kerja untuk karya dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki adalah kebutuhan
bangsa saat ini.
Kegiatan
PAKEMNAS IX PERADAH Indonesia ini dirangkaikan dengan Sarasehan Pariwisata dan
Budaya dengan tema “Memperkuat Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya
Lokal” Permasalahan
pengembangan dan promosi pariwisata, baik di tingkat nasional maupun di tingkat
daerah dinilai semakin penting untuk mendukung pembangunan nasional. Demikian
juga kekayaan alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, perlu mendapat
perlindungan serta membutuhkan upaya pelestarian agar dapat menjadi daya tarik
wisatawan. Hal ini dilakukan agar meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik
domsetik maupun mancanegara. Pengembangan pariwisata yang sejalan dengan
pembangunan budaya dan semangat manusia beserta cipta, rasa, dan karsanya.
Gagasan tersebut dikembangkan berdasarkan pembangunan daya tarik wisata
didasarkan pada pembangunan masyarakat dan budayanya.
Rangkaian
terakhir dari PAKEMNAS IX PERADAH Indonesia adalah Bhakti Sosial dalam bentuk
Pengobatan Gratis dan Penghijauan dengan mengangkat tema “Kita Semua Bersaudara”.
Kegiatan ini sebagai pengejawantahan dari leadership yang dekat dengan rakyat.
Didasari atau tidak masih ada kalangan masyarakat yang kurang mampu dari segi
ekonomi. Begitu juga dengan kelestarian lingkungan,saat ini begitu banyak
bencana alam yang terjadi di Indonesia ini akibat social dibidang kesehatan
“Pengobatan Gratis” dan peduli lingkungan, dengan melakukan Penghijauan di
beberapa wilayah di Karangasem-Bali. Kedua Kegiatan tersebut dirasa saling
bersinabungan dan terkait, dimana dengan masyarakat yang sehat dan lingkungan
yang sehat akan mewujudkan masyarakat yang kuat, menuju masyarakat, menuju
masyarakat yang sejahtera.
Selanjutnya
adalah sambutan dari I.B Rai Dharmawijaya Mantra selaku Walikota Dernpasar. Dalam sambutannya
Walikota Denpasar menyatakan bahwa Bangsa Indonesia menaruh harapan yang besar kepada
pemuda Indonesia. Dan melalui kegiatan ini walikota menaruh harapan yang besar
juga kepada pemuda Hindu untuk turut membangun bangsa melalui jalur pembinaan
generasi muda Hindu. Ida Bagus juga menyinggung tema Pakemnas kali ini yaitu Satya Bhakti Prabu yang berarti Bekerja dan
berkaya melayani sesam. Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra berharap agar
Peradah semakin dekat melayani umat agar dikenal dan mendapat tempat di hati
umat Hindu. Tema ini Hampir sama dengan slogan Pemkot Denpasar yaitu Sewaka Dharma yang berarti melayani
adalah kewajiban. Revolusi mental yang diterapkan oleh Pemerintahan Presiden
Joko Widodo berhasil merubah mindset birokrasi di Indonesia pada umumnya dan di
Kota Kota Denpasar khususnya. Sebagai
salah satu aplikasinya adalah penerapan Pelayanan publik satu atap di Pemko
Denpasar. Perubahan paradigma pelayanan Pelayana publik di Kota Denpasar sudah
berubah kea rah yang lebih baik yaitu budaya melayani masyarakat. Walikota juga
berpesan agar penguatan dan pelestarian budaya menjadi juga menjadi ujung tombak
pempangunan umat. Peradah harus membangkitkan potensi budaya kearifan lokal masing-masing
daerah. Tumbuhkan semangat berkarya dan berwirausaha. Semangat kebhinekaan
harus tetap terjaga di hati anggota Peradah, di samping penguatan nilai
pancaraila, UUD 1945 dan NKRI harga mati. Diakhir sambutannya, walikota
Denpasar membuka acara ini secara resmi. (eko_p_2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar