Senin, 13 Maret 2017

Dirjen Bimas Hindu Menutup Kegiatan Pakemnas IX Peradah

Pada hari Sabtu, 11 Maret 2017 malam, Prof. Ketut Widnya selaku Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI memberikan materi pembekalan kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (Pakemnas) IX DPN Peradah Indonesia di Mahajaya Hotel, Denpasar, Bali. Hadir pada kesempatan itu Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Drs. I Wayan Catra Yasa, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota Batam, para alumni dan pendiri Peradah dan tamu undangan.

Di awal sambutannya Dirjen Bimas Hindu memberikan apresiasi dan harapan pada Hari jadi DPN Peradah yang ke-33 pada tanggal 11 Maret 2017. Semoga Peradah selalu jaya dan semakin dekat dengan umat. Pemuda harus mengikuti dinamika umat. Dirjen juga mengucapkan terima kasih dan Apresiasi kepada alumni pendiri dan penggagas Peradah. Peradah harus mendekati pemuda agar mau ikut bergabung dengan Peradah karena ada tipe pemuda yang menyendiri ada yang senang berorganisasi. Ada yang introvert ada juga yang ektrovert dan juga bipolar. Tetapi Peradah dari sejak awal berdiri termasuk organisasi yang diminati oleh permuda. Terbukti dengan banyaknya anggota dan juga tingginya peminat untuk menjadi ketua Peradah. Harapan kita semoga ada yang berminat memperjuangkan Hindu di jalur politik dan lain sebagainya. Sejak awal kemerdekaan Hindu sudah mulai tumbuh dan diawali piagam campuan ubud. Mari kita perkuat fungsi pura selain sebagai temat melakukan kegiatan ibadah umat juga bisa untuk melakukan kegiatan sosial, budaya, pendidikan bahkan pemberdayaan ekonomi umat.

Dirjen juga berpesan agar Peradah ikut andil dalam meningtingkatkan kerukunan intern umat Hindu juga ekstern. Fakta membuktikan yang menghancurkan Kerajaan Majapahit adalah perang saudara. Dirjen berharap alumni Peradah siap menerima estafet kepemimpinan nasional. Peradah dan Bimas Hindu siap mengawal kebangkitan Hindu. Pemuda harus meningkatkan soft skil di samping juga melakukan upgrade diri terlebih di era MEA di tahun 2020 mendatang.

Sebentar lagi ada UDG XIII di Palembang, Sumatera Selatan, Sehingga ada pembinaan UDG baiik pusat dan daerah. Peserta yang ikut UDG akan memahami seni dan mengerti agama. Leluhur Bali berkata: ”Melajah sambilag megending” Pembinaan umat melalui UDG sangat efektif sekali. Di mana di dalamnya ada materi lomba baca sloka, menghafal sloka, ada juga ceramah keagamaan yang menjaring bibit muda Hindu melalui pendharma wacana cilik. Inilah wujud Pembangunan agama melalui seni budaya. Siswa, mahasiswa dan masyarakat tersalurkan apresisiasi seni budaya melalui UDG jambore pasraman. Yang nantinya di tangan mereka inilah generasi muda mampu memahami agama dan membela agamanya. Mari kita bangun peradaban Hindu Indonesia.

Di Palembang akan ada perayaan Panca Walikrama dan akan dibangun pura di Palembang, ini wujud kepdeulian pemerintah kita dalam pembinaan kerukunan agama yang dibiayai APBN dan APBD. Ini juga merupakan Indikasi toleransi yang semakin baik. Peradaban Hindu Indonsia modern harus terwujud. Untuk menangkal paham radikalisem, kita jangan mudah percaya berita hoax. Mari gunakan medos dengan bijak untuk pembinaan umat dan berita umat. Ditjen memberikan apresiasi berita umat baik dari Pembimas, PHDI, Peradah dan lainnya.

Data umat sering tidak tepat hanya mengambil sample di Bali yang jumlah umat 3,5 juta jiwa, di luar bali bagaimana? Jika jumlah umat sedikit maka anggaran Ditjen Bimas Hindu akan kecil. Sehingga Bimas Hindu mengembangkan aplikasi SMART yang mendata umat by name tidak hanya jumlah. Dan menggandeng Perguruan tinggi Hindu untuk melakukan riset dan penelitian jumlah umat karena lembaga ini secara hukum berhak melalukan riset dan penerlitian sebagi bagai Tri Dharma Perguruan Tinggi.


Akan ada penelitian-penitian perguruan tinggi untuk pendataan umat by name. Jika anggaran naik maka Lembaga agama dan keagamaan termasuk Peradah akan mendapat bantuan yang lebih untuk melakukan pembinaan. Dan bantuan kepada pemberdayaan ekonomi umat akan semakin meningkat. Dalam masa pemerintahan Jokowi JK pemerintah harus hadir di tengah masyarkat. (ep2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar