Pada
hari Sabtu, 11 Maret 2017 malam, Prof. Ketut Widnya selaku Dirjen Bimas Hindu
Kementerian Agama RI memberikan materi pembekalan kepada peserta Pelatihan
Kepemimpinan Nasional (Pakemnas) IX DPN Peradah Indonesia di Mahajaya Hotel,
Denpasar, Bali. Hadir pada kesempatan itu Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama
RI, Drs. I Wayan Catra Yasa, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama
Kota Batam, para alumni dan pendiri Peradah dan tamu undangan.
Di
awal sambutannya Dirjen Bimas Hindu memberikan apresiasi dan harapan pada Hari
jadi DPN Peradah yang ke-33 pada tanggal 11 Maret 2017. Semoga Peradah selalu jaya
dan semakin dekat dengan umat. Pemuda harus mengikuti dinamika umat. Dirjen
juga mengucapkan terima kasih dan Apresiasi kepada alumni pendiri dan penggagas
Peradah. Peradah harus mendekati pemuda agar mau ikut bergabung dengan Peradah
karena ada tipe pemuda yang menyendiri ada yang senang berorganisasi. Ada yang
introvert ada juga yang ektrovert dan juga bipolar. Tetapi Peradah dari sejak
awal berdiri termasuk organisasi yang diminati oleh permuda. Terbukti dengan
banyaknya anggota dan juga tingginya peminat untuk menjadi ketua Peradah. Harapan
kita semoga ada yang berminat memperjuangkan Hindu di jalur politik dan lain
sebagainya. Sejak awal kemerdekaan Hindu sudah mulai tumbuh dan diawali piagam
campuan ubud. Mari kita perkuat fungsi pura selain sebagai temat melakukan kegiatan
ibadah umat juga bisa untuk melakukan kegiatan sosial, budaya, pendidikan
bahkan pemberdayaan ekonomi umat.
Dirjen
juga berpesan agar Peradah ikut andil dalam meningtingkatkan kerukunan intern
umat Hindu juga ekstern. Fakta membuktikan yang menghancurkan Kerajaan
Majapahit adalah perang saudara. Dirjen berharap alumni Peradah siap menerima
estafet kepemimpinan nasional. Peradah dan Bimas Hindu siap mengawal
kebangkitan Hindu. Pemuda harus meningkatkan soft skil di samping juga
melakukan upgrade diri terlebih di era MEA di tahun 2020 mendatang.
Sebentar
lagi ada UDG XIII di Palembang, Sumatera Selatan, Sehingga ada pembinaan UDG
baiik pusat dan daerah. Peserta yang ikut UDG akan memahami seni dan mengerti
agama. Leluhur Bali berkata: ”Melajah
sambilag megending” Pembinaan umat melalui UDG sangat efektif sekali. Di
mana di dalamnya ada materi lomba baca sloka, menghafal sloka, ada juga ceramah
keagamaan yang menjaring bibit muda Hindu melalui pendharma wacana cilik. Inilah
wujud Pembangunan agama melalui seni budaya. Siswa, mahasiswa dan masyarakat
tersalurkan apresisiasi seni budaya melalui UDG jambore pasraman. Yang nantinya
di tangan mereka inilah generasi muda mampu memahami agama dan membela agamanya.
Mari kita bangun peradaban Hindu Indonesia.
Di
Palembang akan ada perayaan Panca Walikrama dan akan dibangun pura di
Palembang, ini wujud kepdeulian pemerintah kita dalam pembinaan kerukunan agama
yang dibiayai APBN dan APBD. Ini juga merupakan Indikasi toleransi yang semakin
baik. Peradaban Hindu Indonsia modern harus terwujud. Untuk menangkal paham
radikalisem, kita jangan mudah percaya berita hoax. Mari gunakan medos dengan
bijak untuk pembinaan umat dan berita umat. Ditjen memberikan apresiasi berita
umat baik dari Pembimas, PHDI, Peradah dan lainnya.
Data
umat sering tidak tepat hanya mengambil sample di Bali yang jumlah umat 3,5
juta jiwa, di luar bali bagaimana? Jika jumlah umat sedikit maka anggaran
Ditjen Bimas Hindu akan kecil. Sehingga Bimas Hindu mengembangkan aplikasi
SMART yang mendata umat by name tidak hanya jumlah. Dan menggandeng Perguruan
tinggi Hindu untuk melakukan riset dan penelitian jumlah umat karena lembaga
ini secara hukum berhak melalukan riset dan penerlitian sebagi bagai Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Akan
ada penelitian-penitian perguruan tinggi untuk pendataan umat by name. Jika anggaran naik maka Lembaga agama dan keagamaan termasuk Peradah akan mendapat bantuan yang lebih untuk melakukan
pembinaan. Dan bantuan kepada pemberdayaan ekonomi umat akan semakin meningkat.
Dalam masa pemerintahan Jokowi JK pemerintah harus hadir di tengah masyarkat.
(ep2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar