Bertempat
di Wisma Atlit, Jakabaring, Kota Palembang, Sumatera Selatan pada hari Kamis, 6
Juli s/d Senin, 11 Juli 2017, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik
Indonesia menyelenggaran UDGN XIII. Acara diikuti oleh lebih kurang 1511
peserta dari 33 provinsi di Indonesia. Dari Kepulauan Riau sendiri mengirimkan
66 (enam puluh enam) peserta dari semua cabang lomba ditambah 7 official lomba.
Dari Provinsi Kepulauan Riau hadir Pembimas Hindu Kepri, Penyelenggara Hindu
Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Parisada Prov. Kep. Riau, Ketua Paruman
Walaka Parisada Kepualuan Riau, WHDI Prov. Kep. Riau, WHDI Kota Batam, Ketua
UKHB, Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti, Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita
Prov. Kepulauan Riau dan roahaniawa, tokoh umat Hindu Prov. Kepulauan Riau.
Utsawa
Dharma Gita berasal dari Kata Utsawa yang berarti Festival, Dharma yaitu
kebenaran, dan “gita” yang artinya
Nyanyian, jadi Utsawa Dharma Gita berarti Festival seni menyanyikan lagu – lahu
suci keagamaan yang berisi ajaran dharma atau kebenaran yang bersumber dari
Kita Suci Weda. Secara singkat Utsawa Dharma Gita adalah festival/lomba seni
menyanyikan kitab suci Weda. Adapun tema kegiatan UDGN XIII ini adalah “Dengan Dharma Gita Kita Rawat Kebhinekaan
untuk Kesatuan NKRI”. Ini dalah tema besar yang dicanangkan oleh Bimas
Hindu. Lomba UDGN ini selain mencari juara dari masing-masing lomba juga untuk
membangun kebersama dari semua etnis dan suku di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Pengisi acara pembukaan dan penutupan UDGN XIII juga melibatkan orang
dan artis local di Kota Palembang yang beragama agamanya. Ini adalah moment
yang sangat baik untuk membuktikan bahwa kerukunan adalah harta yang sangat
berharga di NKRI yang kita cintai ini. Kerukunan adalah investasi yang tiada
tara di era sekarang ini, mengingat banyak sekali isu SARA baik di media
cetak, elektronik, dan media sosial. Dirjen Bimas Hindu mengajak seluruh umat
Hindu agar tidak mudah diadu domba oleh pihak tertentu yang mengatas namakan
agama atau suku. Kita haru menjaga semangat kebhinekaan dalam wadah NKRI yang
berdasar Pancasila dan UUD 1945.
Khusus
Cabang Lomba Dharma Widya (Cerdas Cermat) ini adalah terakhir diadakan pada
even lomba UDGN, karena mulai tahun 2019 cabang Lomba ini akan digabung ke even
Lomba Jambore Pasraman Tahun 2019 yang rencananya akan diadakan di Bali. Hal
ini didasari pertimbangan bahwa Dharma Widya (cerdas cermat) memang diikuti
oleh siswa dari tingkat SD s.d SMA/SMK, sehingga ada penguatan karakter
penyelenggaraan Jambore Pasraman yang semua pesertanya adalah siswa/siswi dari
tingkat SD hingga SMA/SMK.
Di
hari Pertama peserta dijemput di bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang
di bawah koordinasi Leader Operation (LO) Provinisi Kepulauan Riau yang
ditugaskan oleh Ditjen Bimas Hindu. Selanjutnya semua peserta dan official
melakukan registrasi peserta di ruang sekretariat, Wisma Atilit, Jakabaring.
Selanjutnya
Dirjen Bimas Hindu yang dalam hal ini diwakili Oleh Sekretaris Ditjen Bimas
Hindu membuka pameran seni budaya dan kerajinan tangan di sebelah gedung Main
Dinning Hall, Wisma Atlit. Dalam pameran itu ditampilkan semua foto kegiatan
Utsawa Dharma Gita dari masing – masing provinsi di Indonesia. Di samping itu juga
ditampilkan stand pameran kerajinan tangan hasil karya setiap provnsi. Acara
dilanjutkan dengan Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Juri. Dewan Juri juga
disumpah untuk memberikan penilaian secara obyektif. Acara dialanjutkan dengan
gladi bersih upcara pembukaan dan defile peserta masing – masing Provinsi yang
diwakili 2 (dua) orang peserta, karena pada sesi difile nanti hanya ada 2 (dua)
peserta yang tampil, pura dan putri dengan memakai busana daerah masing –
masing provinsi.
Pada
malam harinya dilaksanakan technical meeting UDGN XIII bertempat di Hotel Oppi
yang jaraknya tidak jauh dari Wisma Atlit. Karena kapasitas ruang ballroom
Hotel Ovi yang terbatas, official hanya dibatasi 3 (tiga) orang saja untuk
setiap provinsi. Kegiatan ini membicarakan teknis lomba dan mendengarkan
aspirasi dari masing – masing official. Setelah mencapai kata sepakat barulah
diadakan pembagian nomor undian untuk semua cabang lomba. Mengingat padatnya
acara UDGN pada hari Jumat, 7 Juli 2017 nanyi, maka disepakati hanya 10 (sepuluh)
peserta saja yang tampil sisanya dilanjutkan pada hari Sabtu, 8 Juli 2017
kecuali cabang lomba Dharma Widya, karena sistemnya pada sesi babak penyisihan
ada 4 (empat) regu yang tampil, kemudian besoknya masuk pada babak semi final
dan final untuk mencari juara 1, 2 dan 3.
Pada
hari Jumat 7 Juli 2017 diawali lomba dari semua cabang lomba dari nomor urut 1
s/d 10. Adapun cabang lomba pada UDGN XIII ini adalah Utsawa Sloka
anak-anak, Utsawa Sloka Remaja, Utsawa Sloka Dewasa, Utsawa Palawakya Remaja, Utsawa
Palawakya Dewasa, Utsawa Kekawin Remaja dan Dewasa, Utsawa Nyanyian Keagamaan
Hindu, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Indonesia Anak-anak Putra, Utsawa Dharma
Wacana Bahasa Indonesia Anak-anak Putri, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Indonesia
Remaja Putra, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Indonesia Remaja Putri, Utsawa Dharma
Wacana Bahasa Indonesia Dewasa Putra, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Indonesia
Dewasa Putri, Utsawa Dharma Wacana Bahasa Inggris Remaja dan Dewasa, Utsawa Menghafal Sloka
Anak-anak, Remaja dan Dewasa, dan Utsawa Dharma Widya (cerdas cermat) SD, SMP
dan SMA, total ada 18 (delapan belas) cabang lomba. Pada malam harinya dilangsungkan upacara pembukaan yang dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI.
Di
hari ketiga dilanjutkan dengan lomba dari nomor tampil yang tersisa. Sehabis
lomba dewa juri memberikan pembinaan dan pengarahan kepada semua peserta.
Khusus cabang lomba dharma wacana dewan juri menegaskan bahwa dharma wacana
keagamaan sangat berbeda dengan pidato dan orasi. Dharma ada batasan moral dan
etis karena membawakan ajaran dan pesan dharma kepada umat jadi harus dibawakan
dengan santun. Judul yang dipilih harus sesuai dengan tema yang dipilih. Setelah
semua lomba selesai dewan Juri mengadakan sidang untuk menetapkan juara antar
lomba dan juara Umum
Pada
hari Minggu, 9 Juli 2017 diadakan acara tirtha yatra atau berkunjung ke tempat suci, sekaligus
Ground Breaking atau peletakan batu pertama Pembangunan Pura di Komplek Olah
Raga Jakabaring oleh Dirjen Bimas Hindu dihadiri Kepala Biro Kesra Pemprov Sumatera
Selatan, Ketua PHDI Pusat dan PHDI Sumatera Selatan serta pejabat dari seluruh
provinsi di Indonesia. Rencananya Pura ini dibangun dengan konsep tertutup atau
ada atapnya. Pura ini bernama Pura
Kahyangan Swarna Dipa. Ini bentuk perhatian
Permprov Sumatera Selatan untuk memfasilitasi atlit dari semua agama untuk
beribadah yang pada akhirnya akan meningkatkan Tri Kerukunan Umat Beragama di
Kota Palembang pada khususnya. Tujuan
Tirtha yatra selanjutnya ada Pura Agung Sriwijaya yang terletak di Kota Palembang.
Acara selanjutnya adalah Sarasehan atau musyawarah
Umat Hindu, ketua Lembaga Keagamaan, para tokoh unat Hindu. Dalam acara
serasehan ini dibicarakan isu - isu terkini tentang Pendidikan dan Kebudayaan
serta evaluasi pelaksanaa UDGN XIII di Palembang. Agenda
serasehan yang lain adalah evaluasi pelaksanaan UDG, membicarakan konsep
pelaksanaan UDGN di masa yang akan dating serta memilih tuan rumah UDGN XIV tahun 2020. Opsi pertama
jatuh pada provinsi Papua, opsi kedua Provinsi Maluku, dan opsi ketiga jatuh
pada Provinsi Kalimanta Tengah. Tampil sebagai narasumber pada acara itu adalah
Dr I nyoman Yoga Segara, M.Hum dengan materi Semesta Budaya untuk Nasionalisme.
Mengawali pembicaraannya, Yoga Segara menyatakan bahwa secara fenomenologic
manusia adalah makhluk sosial. Dalam ilmu sosial budaya manusia adalah makhluk
yang terikat kontrak sosial pada suatu negara yang menyebabkan manusia disebut
Sosio Relegius. Manusia Hindu harus menjalankan Dharma Agama dan Dharma Negara
dengan penuh tanggung jawab. Budaya diciptakan oleh manusia. Dengan budaya,
nasionalisme bisa dibentuk seperti budaya disiplin, kerja keras, semangat juang
dan budaya positif lainnya, Mencintai budaya bangsa sendiri berarti cinta tanah
air Indonesia.
Pada
hari terakhir dilakukan Pengisian angket kuisioner kepuasan Penyelenggaraan
UDGN XIII yang diadakan oleh Tim Zona Integritas Ditjen Bimas Hindu.
Penyelesaian administrasi dan peserta kembali ke daerah masing – masing. (ep2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar