Batam-Pada
hari sabtu, 7 Oktober 2017, bertempat di Pura Satya Dharma Kawasan Industri
Batamindo, Mukakuning, Kota Batam, umat Hindu melaksanakan upacara
keagamaan yaitu Piodalan/Pujawali yang bertepatan dengan rainan Tumpek Uduh.
Pujawali/Piodalan
adalah memperingati hari berdirinya sebuah pura sebagai rumah ibadah Agama
Hindu dan juga merupakan sebuah pemujaan
sebagai perwujudan bhakti kepada leluhur dan Hyang Widhi dalam berbagai
manifestasi-Nya (Dewa Yadnya). Hadir pada kesempatan itu Penyelenggara Hindu
Kementerian Agama Kota Batam, Pengurus Parisada Hindu Prov. Kep. Riau, Ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kep. Riau, Pengurus
Parisada Hindu Kota Batam, Pengurus WHDI Prov.
Kep. Riau, DPP Peradah Prov. Kepulauan Riau, Pengurus BPH Kep. Riau, Pengurus BOP Agung Amerta Bhuana, WHDI Kota
Batam, Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti, Ketua Unit Kerohanian Hindu Batamindo
(UKHB), serathi Banten dan Ketua Banjara se-Kota Batam.
Acara ini bertujuan untuk
mengucapkan wujud terima kasih atas segala anugerah Hyang Widhi dan memohon
kasih-Nya agar perlindungan dan keselamatan selalu menyertai kita. Acara
dimulai dengan mecaru dilanjutkan dengan purwa daksina, mekalyas, gelar sanga
dan tarian rejang dewa oleh ibu-ibu WHDI Kota Batam, kemudian persembahyangan
bersama yang dipimpin oleh pinandita/pemangku.
Pada
sambutannya, Putu Suardika sebagai Ketua UKHB mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam upacara ini, sehingga upacara dapat terlaksana
dengan baik dan dapat berjalan dengan lancar, meskipun hujan yang melanda kota
Batam, tetapi hal tersebut tidak menjadi sebuah halangan untuk melakukan
kewajiban sebagai umat Hindu. Putu Suardika juga menejlaskan makna Tumpek Wariga.
Selanjutnya,
Katmiartik Selaku penyuluh Agama Hindu Kota batam, mendapatkan kesempatan untuk
menyampaikan dharma wacana/Siraman rohani dihadapan umat Hindu Kota Batam, pada
awalnya katmiartik menjelaskan mengenai istilah Panca Sradha.
Panca Sradha artinya Lima Keyakinan Umat
Hindu yang terdiri dari Percaya adanya
Brahman: Widhi Tatwa, Percaya adanya
Atman atau Atma Tatwa, Percaya adanya Karmaphala atau hukum sebab
akibat, Percaya adanya Punarbhawa atau Samsara yaitu keyakinan pada kelahiran kembali, dan Percaya adanya Moksa artinya keyakinan bersatunya Atman dengan Brahman. Itulah
lima Dasar keyakinan Umat Hindu.
Sraddhaya
Satyam Apnoti sradham Satye Prajapatih
Artinya:
Dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, beliau menetapkan, dengan sradha
menuju Satya. (Yajur Veda XIX .30)
Dalam
Bhagavad Gita sendiri banyak di
sebutkan mengenai keyakinan terhadap
Tuhan Namun apakah benar Hindu itu hanya sebuah keyakinan semata?.
Di
lihat dari nama asli Agama Hindu, yaitu Sanathana Dharma, kita mendapat sebuah
istilah yaitu Dharma yang berarti
kebenaran. Dharma
artinya kebenaran. 1 + 1 = 2 . Percaya tidak percaya , yakin tidak yakin , ragu
tidak ragu , 1 tambah 1 tetap sama dengan
2. Jadi yang namanya kebenaran jika tidak di percayai, tidak di yakini, di
ragukan atau dipertanyakan ia tetaplah
Kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat.
Veda menyebut ajarannya dengan Sanatana
Dharma atau Kebenaran abadi. Apakah
memang benar ajaran Veda merupakan kebenaran?
Kita
mengenal salah satu ajaran kita yaitu Tri
Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tatwa
atau filsafat, Susila yaitu Etika, dan Upakara
yaitu upacara keagamaan
Filsafat
berasal dari bahasa Yunani yaitu Philo
dan Sophia. Philo artinya Cinta dan Shopia artinya Kebijaksanaan. Filsafat artinya Cinta Kebijaksanaan. Seorang
yang bijaksana akan berpikir sampai ke akar-akarnya, jika seorang berkata fitnah pada orang bijaksana, orang bijaksana tersebut tidak akan percaya langsung melainkan akan mencari Kebenaran. Jadi
jelas agama Hindu mengajarkan kita untuk
mencari kebenaran sampai keakar–akarnya.
Agama
Hindu mengajarkan kita untuk mencari
kebenaran, berikut adalah ajaran- ajaran untuk mencari kebenaran dalam agama
Hindu di luar keyakinan semata yang
pertama adalah Saksi (ada saksi yang melihat), bukti (dan atau tidak bukti
kejadian), Likita (tertulis atau tidak). Yang kedua adalah Sastratah (mempertimbangkan berdasarkan sumber tertulis/sastra), Gurutah (mempertimbangkan menurut ajaran
Guru), Swatah (mempertimbangkan pengalaman sendiri). Yang ketiga adalah Agama
(mempertimbangkan menurut ajaran Agama), Anumana
(mempertimbangkan menurut pikiran sehat), Pratyaksa (mempertimbangkan apa yang di lihat secara langsung). Yang Keempat
adalah Wartamana (mempertimbangkan sesuai pengalaman dahulu), Atita (mempetimbangkan keadaan sekarang), Nagata (Mempertimbangkan keadaan yang akan datang). Yang Kelima
adalah Rasa (mempertimbangkan
Perasaan), Utsaha (mempetimbangkan atas perilakunya), Lokika (mempertimbangkan dengan pikiran
logis). Yang keenam adalah Sabda (mempertimbangkan
dengan memberi saran), bayu (mempertimbangkan dengan keyakinan yang kuat),
Idep (mempertimbangkan dengan Pikiran
sehat). Begitulah Rsi Narada saat
mengajarkan Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam pada Rsi Vyasa.
Terakhir Katmiartik
juga menegaskan bahwa Hindu mengajarkan kita untuk mencari kebenaran itulah inti ajaran
dasar agama yaitu Tattwa dan berbanggalah kita menjadi Hindu. (Naskah:Komang Sumi, Foto: Putu Suardika).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar