Jumat, 13 Oktober 2017

Pujawali Pura Satya Dharma, Muka Kuning Batamindo

Batam-Pada hari sabtu, 7 Oktober 2017, bertempat di Pura Satya Dharma Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning, Kota Batam, umat Hindu melaksanakan  upacara  keagamaan yaitu Piodalan/Pujawali yang bertepatan dengan rainan Tumpek Uduh. Pujawali/Piodalan adalah memperingati hari berdirinya sebuah pura sebagai rumah ibadah Agama Hindu dan juga merupakan sebuah pemujaan sebagai perwujudan bhakti kepada leluhur dan Hyang Widhi dalam berbagai manifestasi-Nya (Dewa Yadnya). Hadir pada kesempatan itu Penyelenggara Hindu Kementerian Agama Kota Batam, Pengurus Parisada Hindu Prov. Kep. Riau, Ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kep. Riau, Pengurus Parisada Hindu Kota Batam, Pengurus WHDI Prov. Kep. Riau, DPP Peradah Prov. Kepulauan Riau, Pengurus BPH Kep. Riau, Pengurus BOP Agung Amerta Bhuana, WHDI Kota Batam, Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti, Ketua Unit Kerohanian Hindu Batamindo (UKHB), serathi Banten dan Ketua Banjara se-Kota Batam.

Acara ini bertujuan untuk mengucapkan wujud terima kasih atas segala anugerah Hyang Widhi dan memohon kasih-Nya agar perlindungan dan keselamatan selalu menyertai kita. Acara dimulai dengan mecaru dilanjutkan dengan purwa daksina, mekalyas, gelar sanga dan tarian rejang dewa oleh ibu-ibu WHDI Kota Batam, kemudian persembahyangan bersama yang dipimpin oleh pinandita/pemangku.

Pada sambutannya, Putu Suardika sebagai Ketua UKHB mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upacara ini, sehingga upacara dapat terlaksana dengan baik dan dapat berjalan dengan lancar, meskipun hujan yang melanda kota Batam, tetapi hal tersebut tidak menjadi sebuah halangan untuk melakukan kewajiban sebagai umat Hindu. Putu Suardika juga menejlaskan makna Tumpek Wariga.

Selanjutnya, Katmiartik Selaku penyuluh Agama Hindu Kota batam, mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan dharma wacana/Siraman rohani dihadapan umat Hindu Kota Batam, pada awalnya katmiartik menjelaskan mengenai istilah Panca Sradha.

Panca Sradha artinya Lima Keyakinan Umat Hindu yang terdiri dari Percaya  adanya Brahman: Widhi Tatwa, Percaya  adanya Atman atau Atma Tatwa, Percaya adanya Karmaphala atau hukum sebab akibat, Percaya adanya Punarbhawa atau Samsara yaitu keyakinan pada kelahiran kembali, dan Percaya adanya Moksa artinya keyakinan bersatunya  Atman dengan Brahman. Itulah lima Dasar keyakinan Umat Hindu.

Sraddhaya Satyam Apnoti  sradham Satye Prajapatih

Artinya: Dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, beliau menetapkan, dengan sradha menuju Satya. (Yajur Veda XIX .30)

Dalam Bhagavad Gita sendiri banyak  di sebutkan   mengenai keyakinan terhadap Tuhan Namun apakah benar Hindu itu hanya sebuah keyakinan semata?.

Di lihat dari nama asli Agama Hindu, yaitu Sanathana Dharma, kita mendapat sebuah istilah yaitu Dharma yang berarti  kebenaran. Dharma artinya kebenaran. 1 + 1 = 2 . Percaya tidak percaya , yakin tidak yakin , ragu tidak ragu , 1 tambah 1  tetap sama dengan 2. Jadi yang namanya kebenaran jika tidak di percayai, tidak di yakini, di ragukan atau  dipertanyakan ia tetaplah Kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat.

Veda menyebut ajarannya dengan Sanatana Dharma atau Kebenaran abadi. Apakah memang benar ajaran Veda merupakan kebenaran?

Kita mengenal  salah satu ajaran kita yaitu Tri Kerangka Dasar Agama Hindu  yaitu Tatwa  atau filsafat, Susila yaitu Etika,  dan Upakara yaitu upacara keagamaan

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu  Philo dan Sophia. Philo artinya Cinta  dan Shopia artinya Kebijaksanaan. Filsafat artinya Cinta Kebijaksanaan. Seorang yang bijaksana akan berpikir sampai ke akar-akarnya, jika seorang berkata fitnah pada orang bijaksana, orang bijaksana tersebut tidak akan percaya  langsung melainkan akan mencari Kebenaran. Jadi jelas agama Hindu  mengajarkan kita untuk mencari kebenaran sampai keakar–akarnya.

Agama Hindu mengajarkan  kita untuk mencari kebenaran, berikut adalah ajaran- ajaran untuk mencari kebenaran dalam agama Hindu di luar keyakinan  semata yang pertama adalah Saksi (ada saksi yang melihat), bukti (dan atau tidak bukti kejadian), Likita (tertulis atau tidak). Yang kedua adalah Sastratah (mempertimbangkan berdasarkan sumber tertulis/sastra), Gurutah (mempertimbangkan menurut ajaran Guru), Swatah (mempertimbangkan  pengalaman sendiri). Yang ketiga adalah Agama (mempertimbangkan menurut ajaran Agama), Anumana (mempertimbangkan menurut pikiran sehat), Pratyaksa  (mempertimbangkan  apa yang di lihat secara langsung). Yang Keempat adalah Wartamana  (mempertimbangkan sesuai pengalaman dahulu), Atita (mempetimbangkan  keadaan sekarang), Nagata (Mempertimbangkan keadaan yang akan datang). Yang Kelima adalah Rasa (mempertimbangkan Perasaan), Utsaha  (mempetimbangkan atas perilakunya), Lokika (mempertimbangkan dengan pikiran logis). Yang keenam adalah Sabda (mempertimbangkan dengan memberi saran), bayu  (mempertimbangkan dengan keyakinan yang kuat), Idep (mempertimbangkan dengan Pikiran sehat). Begitulah  Rsi Narada saat mengajarkan Bhagavata Purana atau Srimad Bhagavatam pada Rsi Vyasa.

Terakhir Katmiartik juga menegaskan bahwa  Hindu mengajarkan kita  untuk mencari kebenaran itulah inti ajaran dasar agama yaitu Tattwa dan berbanggalah kita menjadi Hindu. (Naskah:Komang Sumi, Foto: Putu Suardika).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar