Pada hari
Sabtu 26 Nopember 2016 bertempat di Pura Satya Dharma, Muka Kuning, Kawasan industri
Batamindo umat Hindu menggelar persembahyangan dalam rangka Upacara Ngeruak
pembangunan pelinggih anglurah Pura satya Dharma. Hadir pada kesempatan itu
Ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kepulauan Riau, Drs. I Wayan Catra Yasa,
MM, Pengurus Parisada Prov. Kepulauan Riau, Pengurus WHDI Prov. Kepulauan Riau,
Penyelenggara Bimas Hindu kantor Kementerian Agama Kota BatamIr. Ketua Parisada
Kota Batam I Dewa Made Yudha Dewa, Ketua WHDI Kota Batam, Anak Agung Ketut Adi,
S.Sn, Ketua Unit Kerohanian Hindu Batam Indo (UKHB) Ir. I Putu Suardika, ketua
lembaga dan seluruh ketua Banjar se-kota Batam.
Dalam
sambutannya Putu Suardika selaku ketua UKHB dan penanggung jawab acara
menyatakan bahwa umat Hindu pada hari ini adalah umat yang terpilih karena
berkesempatan hadir pada persembahyangan ngeruak pelinggih angluirah.
Putu Suardika
juga menyatakan bahwa sudah saatnya umat Hindu di kawasan industri Batam Indo
memilikki tempat suci yang berkualitas, sehingga tidak perlu ijin keluar kerja
jika harus beribadah. Untuk itu perlu dibangun pelinggih anglurah untuk
melengkapi media pemujaan umat Hindu di Pura Satya Dharma. Pembangunan penunggu
karang atau anglurah ini juga akan menambah aura dan energi positif pura
sehingga umat dapat merasakan dampaknya secara langsung sehingga pada akhirnya
umat manjadi rajin ke pura serta meningkat sradha dan bhaktinya. Upacara
Pangruwak atau Ngeruwak Bhuwana adalah upacara yang dilaksanakan
sebelum membangun rumah baru maupun membuat bangunan suci sebagai permohonan
kehadapan para bhuta kala agar
mereka tidak mengganggu. Upacara ini dipimpin langsung oleh jro Mangku Putu
Satriayasa dan jro Mangku Agung Arief Suryanatha. Setelah rangkaian acara
ngeruak dilanjutkan dengan mengukur lokasi bangunan tersebut dengan ketentuan Asta Kosala, Asta Dewa, Asta Bhumi, Asta Patali, sesuai dengan
kegunaannya. Setelah itu barulah dilanjutkan dengan persembahyangan oleh
Umat Hindu yang merupakan pengempon/penyungsung Pura
Satya Dharma.
Wayan Catra Yasa dalam kesempatan
itu menyampaikan sejarah berdirinya Pura Satya Dharma. Pura Satya Dharma
terletak di dalam kawasan industri Batamindo Mukakuning Batam, tepatnya di
Dormitori Blok E no 5. Dimana tujuan pendirian pura ini adalah untuk
memfasilitasi karyawan yang beragama Hindu yang bekerja di kawasan Batamindo
shg mereka memiliki tempat untuk melaksanakan ibadah. Pura ini berdiri pada suatu
areal berukuran 100 m2. Pura ini selesai dibangun dan diplaspas pada
tanggal 16 Juni 1994. Biayanya relokasi pura sepenuhnya ditanggung oleh
Management Batamindo. Namun pengerjaannya dilakukan oleh umat Hindu yang
bekerja di kawasan Industri Batamindo Mukakuning.
Wayan juga menyampaikan bahwa
Umat Hindu harus bangga mempunyai tradiri luhur yang diwariskan oleh pendahulu
kita. Kita haru memberikan pemahaman yang benar kepada anak dan cucu kita agar
memahami apa itu arti ngeruak dan makna filosofis ngeruak. Ada nilai- nilai
pendidikan budi pakerti yang sangat besar di dalamnya. Di mana anak-anak diajak
untuk selalu menjaga sopan santun. Ketika kita masuk atau menempati daerah yang
baru maka kita harus minta ijin dahulu. Ngeruak adalah salah satu upacara
meminta ijin kepada ibu pertiwi untuk membangun pelinggih penunggu karang. (eko2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar