Minggu, 25 Maret 2018

Kepala Kan Kemenag Batam Hadiri Acara Tawur Kesanga, Festival Ogoh - Ogoh dan Parade Seni Budaya Hari Raya Nyepi 2018


Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun baru Saka yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2018 mengandung makna untuk meningkatkan kualitas sradha dan bhakti serta meningkatkan kerukunan intern Agama Hindu maupun kerukunan antar umat beragama di Kota Batam, membangun kebersamaan, menuju kehidupan yang damai dan harmonis dalam rangka menuju Batam sebagai Bandar Dunia Madani.

Ajaran Agam Hindu memiliki ajaran yang sangat luas dan bersifat universal, salah satu ajarannya yaitu Vasudaiwa kutumbhakam, yang secara harfiah berarti kita semua adalah bersaudara. Dengan menyadari hakikat dari persaudaraan hakikat dari persaudaraan sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar kami yakin bisa membangun kebersamaan dalam keberagaman untuk menjaga keutuhan NKRI dengan empat pilar kebangsaan sebagai pedoman dasar umat Hindu di Kota Batam, yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinekka Tunggal Ika dan NKRI Harga mati.

Sehubungan dengan hal ini, maka tema yang  pada perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 adalah  MELALUI CATUR BRATA PENYEPIAN KITA TINGKATKAN SOLIDITAS SEBAGAI PEREKAT KEBERAGAMAN DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI” Pemilihan tema ini didorong oleh kesadaran bahwa kekuatan bangsa Indonesia justru pada adanya keberagaman dan kebhinekaan. Kami ingin terus menyerukan bahwa Indonesia akan menuju kejayaannya jika dibangun dari rasa kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan persaudaraan yang kuat, sehingga masyarakat merasakan ketenangan, kenyamanan, keamanan, tidak merasa terganggu dan bebas melakukan aktifitas social berdasarkan norma norma social relegiusitas.

Sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, maka penjabaran tema tersebut walaupun dalam skala terbatas, untuk di kota Batam kami lakukan melakukan bhakti sosial di daerah Tembesi Buton RT. 01, RW. 01, Kecamatan Batu Aji pada hari Minggu tanggal 11 Maret 2018 bersama Sai Devotee dari Singapore. Yang kedua adalah yoga massal di dataran Engku Putri pada hari Minggu tanggal 25 Maret 2018. Dilanjutkan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Batam Menari yang delenggarakan oleh Badan Pengusahaan Batam pada tanggal 8 April 2018.

Secara ritual, menjelang hari raya Nyepi pada tanggal 11 Maret 2018, kami umat Hindu Kota Batam melaksanakan Upacara Melasti yang bertujuan membersihkan/meyucikan alam semesta dan memohon kesucian, kebahagiaan dan kesejahteraan kepada Hyang Widhi/Tuha Yang Maha Esa.

Pada saat yang sama, di pelataran Candi Prambanan, Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta, juga dilaksanakan Prosesi Upacara Taur Agung tingkat nasional yang dirangkaikan dengan Pawai Ogoh – Ogoh yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Menteri Agama RI, Dirjen Bimas Hindu, Gubernur DI. Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, anggota dewan dan pejabat publik serta tokoh masyarakat dan umat Hindu.

Rangkaian kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan menjadi perekat persatuan dan kesatuan mempererat hubungan yang harmonis intern umat Hindu, antar umat beragama dan hubungan harmonis antara pemeluk agama dengan pemerintah. Disamping itu kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan hubungan yang harmonis antara semasa manusia, hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, dan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitar tempat kita tinggal. Ketiga hubungan tersebut disebut Tri Hita Karana.

Puncak kegiatan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940  dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2018 pukul 06.00 WIB sampai hari Minggu, 18 Maret 2018 pukul 06.00 WIB. Umat Hindu di Kota Batam akan melaksanakan Catur Brata Penyepian  yaitu: Amati Geni (tidak menyalakan api). Maksudnya adalah bukan hanya tidak menyalakan api sungguhan, namun kita harus mengendalikan amarah dalam diri kita sendiri. Yang kedua adalah Amati Karya (tidak bekerja). Maksudnya menyepikan indera-indera kita terhadap aktivitas duniawi, mengendalikan indera-indera kita. Kita senantiasa diharapkan untuk melakukan tapa yoga Samadhi. Yang ketiga Amati Lelungan (tidak bepergian). Maksudnya adalah kita tidak membiarkan pikiran mengembara tak tentu arah, pikiran senantiasa diarahkan untuk selalu memikirkan hal-hal tentang keagungan Tuhan. Terakhir adalah Amati Lelanguan (tidak mencari kesenangan). Maksudnya bahwa kita harus membatasi kesenangan sehari-hari, puasa tidak makan dan minum, nonton TV, mendengarkan musik dan hiburan lainnya.



Hari Raya Nyepi adalah momentum untuk melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan kualitas sradha dan bhakti umat Hindu sehingga di masa depan dapat menjadi umat yang berbudi pekerti luhur. Untuk meningkatkan kualitas sradha dan bhakti/keimanan umat Hindu maka akan kami pentaskan 4 (empat) persembahan kesenian dalam parade seni budaya kali ini yaitu tari sekapur sirih, tari Panyembrama, Tari Rejang Renteng, Tari kolosal Garuda Wishnu Kencana dan yang diawali dengan pawai Ogoh – ogoh di sepanjang Jalan Gajah Mada sampai simpang pertigaan Lampu Merah Universitas International Batam kemudian kembali lagi ke Pratamaning Mandala Pura Agung Amerta Bhuana.

Pada Hari Jumat, 16 Maret 2018 atau tepatnya satu) hari sebelum Nyepi diadakan upacara Tawur Kesanga dan Pawai Ogoh – ogoh yang dirangkaikan dengan Parade Seni Budaya.

Kegiatan dimulai dengan persembahyangan bersama umat Hindu Kota Batam yang dipimpin oleh Pinandita Putu Satria Yasa dan Pinandaita Agung Arief Suryanatha. Tujuan dari kegiatan ini adalah memohon pengampunan dan anugerah dari Tuhan agar besok dalam melaksanaka Catru Brata Penyepian dapat berjalan dengan lancar.

Selanjutnya Gubenur Kepri dalam hal ini diwakili Kepala Biro Kesra melepas pawai ogoh – ogoh di sepanjang jalan Gajah Mada no. 3 sampai UIB lalu putar balik ke Pura Agung Amerta Bhuana. Hadir pada kesempatan itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Kasi Urakris, Penyelenggara Buddha Kan Kemenag Kota Batam, Pembimas Buddha, anggota Dewan, Tokoh umat pimpinan ormas lintas agama dan tamu undangan lainnya.

Setelah pawai Ogoh – Ogoh dilanjutkan dengan upacara ceremonial parade seni budaya menyambut Nyepi tahun baru Saka 1940. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua panitia yang menjelaskan progress acara Nyepi 2018 di Kota Batam. Dilanjutkan dengan sambutan Ketua PHDI Prov. Kepulauan Riau. Dilanjutkan sambutan Ketua Perhimpunan Lintas Agama (PELITA), sambutan Kepala BP Batam dan Sambutan Kepala Biro Kesra Kepulauan Riau. Dilanjutkan penyerahan cindera mata dan sesi foto bersama.

Kegiatan Upacara Tawur Kesanga bertujuan untuk memotivasi umat Hindu secara ritual untuk senantiasa melestarikan alam beserta isinya. Upacara Tawur kesanga juga bertujuan untuk menyeimbangkan energi alam, hubungan manusia dengan alam lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Melalui prosesi Tawur kita melakukan upacara butha yadnya untuk menyeimbangkan kekuatan unsur bhuta kala sehingga dapat ikut menjaga kelangsungan kehidupan di dunia.
     
      Upacara Tawur Kesanga dirangkaikan dengan Pawai Ogoh-ogoh. Pada kesempatan ini umat Hindu di Batam  mengarak ogoh-ogoh simbul perwujudan bhuta kala. Ogoh - Ogoh dilambangkan sebagai gambaran sifat buruk manusia seperti marah, iri, lobha, serakah, dengki, sombong,bingung dan lain sebagainya. Setelah selesai diarak ogoh-ogoh ini akan dipralina sebagai simbol bahwa kita telah membakar sifat buruk manusia sehingga pada esok harinya umat Hindu tenang dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian. Dalam sastra disebutkan pula bahwa pemaknaan ogoh-ogoh juga membantu para bhuta kala meningkatkan evolusi rohnya menuju ke hal yang lebih baik.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh panitia pelaksana dan umat Hindu di Kota Batam, di antaranya menjaga kerukunan internal dan eksternal umat beragama di kota Batam, menjaga kebersihan dan ketertiban umum, tidak melakukan pemborosan dengan memaksimalkan potensi yang ada dengan penggunaan anggaran yang efektif dan efesien, tidak merusak flora dan fauna serta tidak mengganggu ekosistem alam yang ada, memperhatikan budaya dan kearifan loka di Bumi Melayu, dan Senantiasa mengedepankan koordinasi dengan intansi terkait agar tidak terjadi hal-hal yang dinginkan serta berpedoman dan taat terhadap Tata Peraturan Perundang-Undangan NKRI. (ep2018)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar