Batam-Bertempat
di Aula Mini Kantor kementerian Agama Kota Batam, pada hari Minggu, 20 Mei
2018, Pembimas Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau menggelar
Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan
ini bersumber pada DIPA Bimas Hindu Kanwil kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Riau Tahun Anggaran 2018. Kegiatan diikuti oleh 20 (dua puluh) peserta yang terdiri
dari Penyuluh Non PNS dan pengurus Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu
se-Kepulauan Riau. Hadir pada kesempatan itu Eko Prasetyo selaku Penyelenggara
Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota Batam.
Bertindak
sebagai narasumber adalah Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu dan Purwadi
selaku Penyuluh Agama Hindu Prov. Kepulauan Riau. Dalam paparannya Purwadi mengatakan
bahwa FGD ini adalah program prioritas dari Bimas Hindu sebgai lanjutan dari
kegiatan dialog Kerukunan Pengurus Lembaga Keagamaan Hindu yang pernah
diselenggarakan sebelumnya. Pada tahun anggaran 2019 pemerintah juga akan
memprioritaskan pembangunan di bidang pembinaan moral karena dewasa ini ada
kecenderungan menurunnya kualitas moral. Ke depan Bimas Hindu juga akan
intensif mengadakan coffee morning dengan pengurus lembaga dan umat Hindu.
Kemudian
Pembimas Hindu menjelaskan dasar – dasar teknik memberikan penyuluhan yang baik
dan benar. Penyuluh harus berpegang teguh pada ajaran dharma, memberi contoh yang baik bagi umat. Penyuluh agama Hindu
mempunyai tugas yang berat. Penyuluh bisa menggunakan metode penyuluhan dengan Panca Dharma yaitu Dharma wacana (ceramah keagamaan Hindu), Dharma Thula (Tanya jawab seputar ajaran agama Hindu), Dharma Gita (lagu kerohanian), Dharma Santi (temu umat Hindu untuk
membina kerukunan intern), Dharma Sadhana
(pengendalian diri), dan Dharma Yatra
(berkunjung ke tempat suci).
Secara
terpisah, Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu mengatakan bahwa tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk menghimpun opini, memetakan permasalahan dan
penyelesaian masalah penyuluhan di Prov. Kepulauan Riau. Ketut berharap
Penyuluh bekerja dengan ikhlas, cerdas dan
profeseional, mengingat penyuluh Hindu adalah garda terdepan pembinaan
umat Hindu di Prov. Kepulauan Riau.
Eko
Prasetyo selaku Penyelenggara Hindu Kementerian Agama Kota Batam juga menyampaikan
pandangan dan tanggapan terkait permasalahan penyuluhan. Menurutnya sudah
saatnya Penyuluh melakukan inovasi dengan didasari integritas untuk pengabdian
kepada umat. Perlu ada pemetaan sasaran penyuluhan dengan melakukan pembagian
wilayah binaan bagi penyuluh agar tetap focus dengan tugasnya. Penyuluh harus
membekali diri dengan IPTEK dan kompetensi menggunakan peralatan dengan
teknologi agar penyuluhan tidak membosankan. Misalanya menggunakan web
(internet) dengam menulis artikel pembinaan, membuat bulletin, menggandakan
DVD/VCD bahan pembinaan umat dan rekaman audio visual mimbar agama Hindu dengan
bekerjasama dengan Badan Penyiaran Hindu (BPH) Kepulauan Riau. Tetapi selain menguasai IPTEK, penyuluh harus
memilikki soft skill seperti
kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), kemampuan berbicara (public
speaking), kemampuan menulis, kemampuan memimpin dan lain – lain. Penyuluh
diharapkan menjadi agen perubahan dalam melakukan revolusi mental umat Hindu kea
rah yang lebih baik. Penyuluh harus mampu mewujudkan kerukunan internal untuk
selanjutnya kerukunan eksternal dan juga pemerintah.
Acara
dilanjutkan dengan agenda mendengarkan permasalahan pembinaan umat oleh
penyuluh Hindu non PNS dan pengurus lembaga yang meliputi permasalahan di
lapangan seperti penugasan penyuluh dari Kementerian Agama yang kurang
disosialisasikan ke umat, pembinaan melaluui media RRI yang dinilai tidak efektif
karena tidak ada Umat Hindu yang mendengarkan, maka hari, jam dan frequency
Radio RRI harus disosialisasikan via media sosial. Penyuluh juga dihimbau untuk
merekam sendiri siaran di RRI. Kompetensi penyuluh juga menjadi isu
permasalahan Penyuluh yang harus diselesaikan. Pemerintah di samping
meningkatkan kesejahteraan penyuluh juga akan meningkatkan kualitas SDM
penyuluh, untuk itu di tahap seleksi penyuluh harus benar – benar dipilih
penyuluh yang berkompeten di bidangnya.
Banyak permasalahan keumatan yang harus diselesaikan, seperti pembinaan Sudhi Vadhani, pembinaan moral,
pembinaan siswa pasraman dan masih banyak lagi. Ada pemikiran perlunya
menghidupkan semangat gotong royong untuk terus meningkatkan kerukunan internal
umat Hindu. Penyuluh harus mampu beradaptasi dengan umat Hindu, tidak kaku dan
humanis. Masa kerja penyuluh juga menjadi sorotan, mengingat jika setiap tahun
berganti maka penguasaan kompetensi penyuluh tidak akan maksimal. Penyuluh
diharpakan hadir di tengah – tengah masyarakat laksana Dewa Bayu yang bisa
merasakan suka dan duka kehidupan umat Hindu. Penyuluh harus bisa menyelesaikan
masalah, bukan menjadi bagian dari masalah itu sendiri. (ep2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar