Pada Hari Sabtu Kliwon, wuku uye,
7 Maret 2015 Umat Hindu Kota Batam berkumpul di Pura Satya Dharma, Muka Kuning,
Batam untuk melaksanakan persembahyangan Tumpek Kandang atau biasa disebut
Tumpek Uye. Acara dipimpin oleh Jro Mangku Putu Satria Yasa. Dihadiri tokoh
umat dan kelembagaan Hindu di Kota Batam.
Tumpek Uye disebut juga Tumpek
Wewalungan/Oton Wewalungan atau Tumpek Kandang, yaitu hari selamatan
binatang-binatang piaraan (binatang yang dikandangkan) atau binatang ternak (wewalungan).
Tumpek Uye atau Tumpek Kandhang adalah hari turunya Dewa Siwa sebagai rare
angon atau penggembala para hewan. Sudah seyognya umat Hindu memuja aspek Siwa
sebagai pelindung para hewan peliharaan kita.
Dalam Lontar Sunarigama
dinyatakan “Saniscara Kliwo
n Uye pinaka prakertining sarwa sato.” Artinya, hari itu hendaknya dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan. Tumpek Kandang adalah upacara selamatan untuk binatang-binatang, binatang yang disemblih dan binatang piaraan, hakekatnya adalah untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupatiyang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Berdasarkan kutipan ini, tegas bahwa yang dipuja adalah Ida Sang Hyang Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan, senjata-senjata, gamelan dan sebagainya.
n Uye pinaka prakertining sarwa sato.” Artinya, hari itu hendaknya dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan. Tumpek Kandang adalah upacara selamatan untuk binatang-binatang, binatang yang disemblih dan binatang piaraan, hakekatnya adalah untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupatiyang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Berdasarkan kutipan ini, tegas bahwa yang dipuja adalah Ida Sang Hyang Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan, senjata-senjata, gamelan dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar