Senin, 13 Maret 2017

PERADAH GELAR PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL

Pada hari Kamis, 9 Maret 2017 sampai dengan Minggu 12 Maret 2017 Mahajaya Agung Hotel & Convention Center Jalan HOS. Cokroaminoto No. 63, Kota Denpasar, Bali, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN PERADAH) menyelenggarakan Kegiatan PAKEMNAS IX (Pendidikan Kepemimpinan Nasional) PERADAH INDONESIA. Adapun tema pada kegiatan ini adalah “Satya Bhakti Prabhu” yang berarti Bekerja dan Berkarya Melayani Sesama,

Acara didahului dengan Sarasehan Nasional yang berlangsung di Gedung Sewaka Dharma Denpasar pada tanggal 11 Maret 2017. Hadir pada kesempatan itu I.B Rai Dharmawijaya Mantra selaku walikota Denpasar, Ketua PHDI Pusat, Praktisi Pendidikan,  Penyelengggara Hindu pada kantor Kementerian Agama Kota Batam, D.Sures Kumar,S.Ag.,M.Si selaku Ketua DPN Peradah Indonesia, I.A.M Purnamaningsih S,Sos.H selaku Ketua DPP Peradah Prov. Bali, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Peradah se-indonesia, perwakilan Kampus, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara (YJHN) dan organisasi Kemasyarakatan lainnya.

Acara diawali dengan sambutan Ketua panitia yang dibawakan oleh I Made Ginardo. Selaku ketua Panitia Pakemnas dari daerah Prov. Bali. Dalam sambutannya ketua panitia mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak baik dari pemerintah dalam hal ini MPR RI, DPR RI, Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Pariwisata, Kementerian Negara Koperasi Usaha kecil dan Menengah,  Pemprov Bali, Pemkot Denpasar, IHDN, UNHI, PHDI Pusat, DPR RI, BUMN seperti Bank Indonesia, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank DPDP Bali, Kanwil kementerian Agama Prov. Bali, Kantor Berita jendela Nusantara, Bali Post dan pihak lain baik dari media cetak dan elektronik, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara, serta organisasi kemasyarakatan yang lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Acara ini terselenggara berkat bantuan dan kerjasama dari semua pihak.

Dilanjutkan dengan sambutan Ketua DPN Peradah Indonesia. Dalam Sambutannya D Suresh Kumar manyatakan bahawa Pemimpin yang ideal lahir dari sebuah proses dan jenjang secara bertahap. Teori sosial tentang kepemimpinan menyatakan bahwa “seorang pemimpin harus di bentuk, tidak begitu saja muncul dan ditakdirkan sebagai pemimpin, oleh karena  itu seseorang menjadi pemimpin karena proses pendidikan  dan pelatihan”.

Pemuda selaku generasi penerus bangsa memegang peranan penting untuk akselerasi pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu pemuda Indonesia diharapkan mempunyai sikap inovatif dan kreatif yang dikombinasikan dengan sikap disiplin, kritis, dan dinamis, mempunyai integritas, tidak gampang terseret dalam arus negative modernisasi, bisa bersikap yang semestinya dalam menghadapi kenyataan, mengenal nilai-nilai budaya bangsa, serta berani bersaing/berkompetensi untuk “knowledge based society’. Untuk mencapai kualitas tersebut, perlu adanya komitmen bersama dan dilakukan secara konsistensi dari waktu ke waktu. Pengembangan keahlian Soft Skill harus ditingkatkan. Keahlian Soft skill meliputi keahlian berbicara, menulis, memimpin, menyelesaikan masalah, mampu bekerja dengan tim, mampu bekerja di bawah tekanan dan lain sebagainya. Ini adalah ciri pemuda yang tangguh. Pemuda Hindu juga harus berani melakukan upgrade diri dalam hal pendidikan, ketrampilan dan keahlian.

Pehimpunan Pemuda Hindu Indonesia (PERADAH) sebagai organisasi kader memiliki kewajiban moral untuk menyiapkan kader-kader pemimpin umat Hindu dan pemimpin Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya PERADAH Indonesia adalah dengan meningkatkan SDM generasi muda Hindu, Khususnya Kader–kader PERADAH Indonesia melalui Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PAKEMNAS) PERADAH Indonesia yang saat ini memasuki angkatan ke IX.

PAKEMNAS IX PERADAH Indonesia ini diharapkan mampu menghasilkan calon pemimpin yang memiliki loyalitas terhadap anggota serta pada organisasi yang dipimpinya. Seorang pemimpin harus  menumbuhkan sikap loyal pada setiap orang agar dapat tercipta rasa kebersamaan dan saling memiliki dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus loyal kepada bawahan agar bawahan loyal kepada atasan. Artinya antara bawahan dan pimpinan harus bekerjasama atas dasar saling menghormati. Jika tidak maka siap-siap kita akan memilikki anak buah yang pura-puta baik di depan kita tetapi sebenarnya tidak baik di belakang kita.

Ada pepatah yang  menyatakan: ”Loyalitas dekat dengan pengorbanan”. Memang pada kenyataannya loyalitas selalu diiringi dengan pengorbanan, namun hasil yang akan dipetik pun akan sangat manis dan mampu memiliki pengaruh yang positif terhadap organisasi. Seorang pemimpin mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain serta seluruh anggotanya, bukan dengan mengorbankan orang lain. Menjadi hebat tidak harus mamatikan yang lainnya. Untuk terlihat terang sebuah lampu tidak harus mematikan semua lampu. Dia akan terlihat terang di antara lampu yang terang. Dalam filsafat Jawa dijelaskan, sakti tanpa aji, nglurug tanpa bala, artinya tidak merendahkan orang lain.

Kegiatan ini juga bertujuan melatih leadership yang dekat dengan rakyat, sebab untuk apa jadi pemimpin jika sekedar mendudukin singgasana dengan tidak memperhatikan nasib rakyat. Pemimpin yang mampu bekerja dan menghasilkan karya terbaik tentu saja tidak dapat dipelajari secara teori saja. Perlu adanya proses dan terjun langsung untuk merasakan dinamika dimasyarakt. Kepemimpinan yang melayani dan kerja untuk karya dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki adalah kebutuhan bangsa saat ini.

Kegiatan PAKEMNAS IX PERADAH Indonesia ini dirangkaikan dengan Sarasehan Pariwisata dan Budaya dengan tema “Memperkuat Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya Lokal” Permasalahan pengembangan dan promosi pariwisata, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah dinilai semakin penting untuk mendukung pembangunan nasional. Demikian juga kekayaan alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, perlu mendapat perlindungan serta membutuhkan upaya pelestarian agar dapat menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini dilakukan agar meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik domsetik maupun mancanegara. Pengembangan pariwisata yang sejalan dengan pembangunan budaya dan semangat manusia beserta cipta, rasa, dan karsanya. Gagasan tersebut dikembangkan berdasarkan pembangunan daya tarik wisata didasarkan pada pembangunan masyarakat dan budayanya.

Rangkaian terakhir dari PAKEMNAS IX PERADAH Indonesia adalah Bhakti Sosial dalam bentuk Pengobatan Gratis dan Penghijauan dengan mengangkat tema “Kita Semua Bersaudara”. Kegiatan ini sebagai pengejawantahan dari leadership yang dekat dengan rakyat. Didasari atau tidak masih ada kalangan masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi. Begitu juga dengan kelestarian lingkungan,saat ini begitu banyak bencana alam yang terjadi di Indonesia ini akibat social dibidang kesehatan “Pengobatan Gratis” dan peduli lingkungan, dengan melakukan Penghijauan di beberapa wilayah di Karangasem-Bali. Kedua Kegiatan tersebut dirasa saling bersinabungan dan terkait, dimana dengan masyarakat yang sehat dan lingkungan yang sehat akan mewujudkan masyarakat yang kuat, menuju masyarakat, menuju masyarakat yang sejahtera.

Selanjutnya adalah sambutan dari I.B Rai Dharmawijaya Mantra selaku Walikota Dernpasar. Dalam sambutannya Walikota Denpasar menyatakan bahwa Bangsa Indonesia menaruh harapan yang besar kepada pemuda Indonesia. Dan melalui kegiatan ini walikota menaruh harapan yang besar juga kepada pemuda Hindu untuk turut membangun bangsa melalui jalur pembinaan generasi muda Hindu. Ida Bagus juga menyinggung tema Pakemnas kali ini yaitu Satya Bhakti Prabu yang berarti Bekerja dan berkaya melayani sesam. Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra berharap agar Peradah semakin dekat melayani umat agar dikenal dan mendapat tempat di hati umat Hindu. Tema ini Hampir sama dengan slogan Pemkot Denpasar yaitu Sewaka Dharma yang berarti melayani adalah kewajiban. Revolusi mental yang diterapkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil merubah mindset birokrasi di Indonesia pada umumnya dan di Kota Kota Denpasar khususnya. Sebagai salah satu aplikasinya adalah penerapan Pelayanan publik satu atap di Pemko Denpasar. Perubahan paradigma pelayanan Pelayana publik di Kota Denpasar sudah berubah kea rah yang lebih baik yaitu budaya melayani masyarakat. Walikota juga berpesan agar penguatan dan pelestarian budaya menjadi juga menjadi ujung tombak pempangunan umat. Peradah harus membangkitkan potensi budaya kearifan lokal masing-masing daerah. Tumbuhkan semangat berkarya dan berwirausaha. Semangat kebhinekaan harus tetap terjaga di hati anggota Peradah, di samping penguatan nilai pancaraila, UUD 1945 dan NKRI harga mati. Diakhir sambutannya, walikota Denpasar membuka acara ini secara resmi. (eko_p_2017)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar