Selasa, 26 Desember 2017

Dharma Camp Pasraman Jnana Sila Bhakti, Buliding Bhakti and Leaderdhip

Batam-Pada hari Sabtu 23 Desember sampai dengan tanggal 24 Desember 2017 bertempat di Pantai Palm Spring, Nongsa, sebanyak lebih kurang 68 siswa siswi Pasraman Jnana Sila Bhakti beserta guru pembimbing melaksanakan kegiatan Dharma Camp. Hadir pada kesempatan itu Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau, Penyuluh Agama Hindu baik PNS maupun non PNS, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Ketua Parisada Prov. Kepulauan Riau dan Parisada Kota Batam, WDHI dan lembaga keagamaan lainnya.

Kegiatan ini diawali dengan pembagian tim dan pembuatan yel – yel di aula Pasraman Jnana Sila Bhakti. Ada 6 (enam) regu yang terbentuk, yaitu merah, kuning, biru, ungu, hijau dan jingga. Menurut Made kasa Astawa selaku ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membentuk soft skill, jiwa kepemimpinan, kerjasama tim dan rasa bhakti di antara peserta. Made menjelaskan tema dari kegiatan ini yaitu: “Buliding bhakti and leadership”. Di samping untuk membentuk jiwa kepemimpinan, Dharma Camp ini juga bertujuan untuk membentuk seorang pemimpin di masa depan yang religious memilikki rasa bhakti kepada Tuhan dan kedua orang tua.

Setelah pembagian tenda selesai dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan doa bersama pembukaan Dharma Camp 2017. Dilanjutkan dengan latihan dan pendalaman materi lagu nyanyian dharma dan lomba Sembahyang Tri Sandhya yang dipandu oleh masing – masing Pembina.

Pada malam harinya dilanjutkan dengan lomba Tri Sandhya. Menurut Putu Satria Yasa selaku Juri Lomba Sembahyang Tri Sandhya menyatakan bahwa secara umum peserta sudah bagus tinggal ditingkatkan penghayatan dan pelafalannya. Ada banyak kriteria penilaian dalam lomba ini di antaranya Penguasaan materi Tri Sandhya, intonasi/pelafalan, ketepatan nada dan mantra serta penjiwaan. Demikian juga dengan Lomba Nyanyian dharma. Pande Suarmayuni selaku dewan Juri dan juga pnegurus WHDI Prov. Kepulauan Riau menyatakan bahwa dalam nyanyian dharma, peserta harus memperhatikan irama, ketukan dan nada lagu. Sebelum maju peserta harus sudah hafal lirik, karena jika belum hafal lirik maka akan berpengaruh pada penampilan.

Selanjutnya adalah pembinaan mental oleh Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu. Kepada peserta yang hadir Ketut menghimbau agara para siswa bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. Apa yang didapat di kegiatan ini akan menjadi bekal di hari tua nanti. Ketut juga menyinggung tema kegiatan ini bahwa Dharma Camp di samping menumbuhkan rasa bhkati juga akan membentuk jiwa kepemimpinan kepada para siswa sebagai generasi penerus Hindu khususnya dan penerus bangsa pada umumnya.

Selanjutnya adalah Jurit malam atau dinamika kelompok. Di sini peserta diharuskan melewati 6 (enam) pos yang ada. Pos 1 mereka harus membawakan puisi yang bertemakan agama dan kasih ibu karena masih dalam suasana hari ibu yang dipandu oleh Katmiartik. Di Pos ada uji kreatifitas dan dinamika kelompok yang dipandu oleh Purwadi. DI Pos 3 ada asah otak kanan dan otak kiri dengan menyelesaikan pertanyaan analogi dan logika oleh Arya dan Rika dari Peradah Kepulauan Riau. Di Pos 4 ada permainan angka dan kata yang dipandu oleh EKo, Komang Sumi dan Komang May. Di Pos 5 ada uji penampilan tari Kecak yang dipandu oleh Anak Agung Ketut Adi. Di Pos 6 ada penilaian Nyanyian Dharma yang dipandu oleh Putu Suardika. Di Semua pos mereka wajib  menyampaikan yel – yel. Di samping aspek kecepatan, ketepatan dan keindahan tari dan puisi, Pembina di setiap pos juga menilai kekompakan, kerjasama tim, kedisiplinan dan kerapian.
Acara dilanjutkan dengan reungan malam. Purwadi selaku penyuluh agama Hindu memberikan pembinaan kepada semua peserta. Kali ini Purwadi menggunakan sarana lilin sebagai ilustrasi. Purwadi menjelaskan bahwa lilin untuk menerangi ruangan gelap maka harus membakar dirinya sampai habis. Demikian juga orang tua kita yang rela berkorban terutama seorang ibu yang sudah mengandung selama 9 (sembilan) bulan, melahirkan, kemudian mesyusui dan mendidik kita dan pada akhirnya beliau akan pergi meninggalkan kita. Seorang ibu rela mempertaruhakan nyawanya saat melahirkan kita. Maka selama mereka masih hidup maka kita wajib merawatnya, memberikan kasih dan sayang. Kita tidak mungkin bisa membalas semua kebaikan kedua orang tua kita tetapi kita bisa berbahakti kepada mereka.

Kemudian Eko, selaku  Penyelenggara Hindu Kemenag Kota Batam memberikan motivasi dan pembinaan kepada siswa pasrmaan. Inti materi yang disampaikan  bahwa semua materi dan ujian yang disampaikan dan diujikan oleh guru Pembina kepada peserta mempunyai arti dan tujuan tertentu. Menurut Eko seorang pemimpin harus mempunyai rasa bhakti kepada Tuhan dan berbhakti kepada orang tua. Ada ujian ketepatan angka bahwa seorang pemimpin harus cerdas dan dapat menyerap aspirasi masyarakat, seorang pemimpin harus mengenali keadaan masyarakat melalui wajahnya. Seorang pemimpin harus bisa menyampaikan pesan secara tuntas. Selanjutnya Eko menjelaskan ada ujian seni tari kecak bahwa seorang pemimpin harus menguasai seni memimpin organisasi. Ada ujian dinamika kelompok artinya harus ada kerjasama tim. Ada ujian asah otak kanan dan otak kiri bahwa seorang pemimpin harus pandai menguasai diri.

Pada keesokan harinya, Minggu pagi, acara dilanjutkan dengan Yoga Asanas yang dipandu oleh Dada Suresh dari Ananda Marga Kota Batam. Yoga di awali dengan pemanasan kemudian Yoga Surya Namaskar, dan dilanjutkan gerakan variasi (workout). Menurut Dada Suresh, jika yoga asanas ini rutin dilaksanakan maka membuat jasmani dan rohani kita menjadi sehat. Kita akan lebih bisa menguasai diri dalam kehidupan ini. Selanjutnya dilaksanakan lomba Yoga Surya Namaskar yang dipandu oleh Made Karmawan. Dan Kegiatan ini ditutup secara resmi oleh I Made Kasa Astawa selaku Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti.


Kegiatan ini sangat positif sekali untuk untuk siswa dan guru. Di samping membentuk rasa bhakti pada siswa juga akan membentuk jiwa kepemimpinan dan rasa memilikki pada siswa pasraman. Tegas I Made Kasa mengakhiri pembicaraannya. (ep2017).

Rabu, 20 Desember 2017

Pertemuan Walikota Batam dengan Tokoh Lintas Agama

Pada Hari Rabu, 20 Desember 2017, bertempat Ruang Presentasi lantai  5 Pemko Batam Walikota Batam dan Kantor Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan kegiatan pertemuan Lintas Agama. Hadir pada kesempatan itu wakil walikota Batam, Kepala Kesbangpol, Polres Barelang, Kodim, TNI AL  Kota Batam, Ketua MUI, Bamak, Walubi, Ormas, rohaniawan, Penyuyluh Non PNS. Dari Umat Hindu hadir Penyelenggara Hindu Kantor kementerian Agama Kota Batam, Ketua Parisada Prov. Kepulauan Riau, Ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kepulauan Riau, WHDI Prov. Kepulauan Riau, ketua WHDI Kota Batam.

Tujuan dari kegiatn ini adalah untuk memecahkan permasalahan dan isu – isu kerukunan umat Bergama, mejelang perayaan Natal 2017. Di samping juga untuk menampung aspirasi dan informasi dari masyarakat perihal kerukunan umat beragama.

Wakil walikota Batam mengucapkan terima kasih kepada pemuka agama di Kota Batam yang telah menjaga Batam rukun dan kondusif dan memberi contoh yang baik.  Jika Batam ini rukun dan kondusif maka ekonomi dan investasi di Kota Batam akan kembali membaik.

Kegiatan ini sangat positif dan dapat menciptakan suasana kota Batam yang kondusif. Di masa depan diharapkan dapat di laksanakan setiap tahun dan ditingkatkan intensitasnya. (ep2017)





DPP Peradah Kepulauan Riau Menggelar Lomba Nyanyian Dharma dan Pembacaan Sloka Bahagavadgita

Batam-Bertempata di aula Pasraman Jnana Sila Bhakti, pada hari Minggu tanggal  17 Desember 2017, muda mudi Hindu Kepulauan Riau yang tergabung dalam DPP Perhimpunan Pemuda Hindu (PERADAH) Prov. Kepualauan riau menggelar kegiatan lomba Nyanyian Dharma dan Lomba Pembacaan Sloka. Hadir pada kesempatan itu pembimas Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau, Penyelenggara Hindu, Ketua Parisada Kepri, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH) Kepulauan Riau, Ketua Paruman Walaka dan Ketua WHDI Kota Batam, Penyuluh Agama Hindu Keupulauan Riau, Ketua Banjar, lembaga agama keagamaan se-Kota Batam, Umat Hindu Kabupaten Bintan, Umat Hindu Kota Tanjung Pinang.

Acara di awali dengan Lomba Nyanyian Dharma yang membawakan lagu wajib lagu karya Prabhu Dharma Yasa yang berjudul “Bebas dari Punarbhawa” yang diikuti oleh semua Banjar se-Kota Batam, Banjar Kabupaten Bintan, Banjar Kota Tanjung Pinang. Dilanjutkan dengan Lomba Pembacaan Sloka Bhagavad Gita yang diikuti oleh Siswa sisi Pasraman Jnana Sila Bhakti.

Acara dilanjutkan dengan Pembacaan sloka-sloka utama Bhagavad Gita dialjutkan dengan Arati atau memulikan Krishna dengan api pemujaan oleh setiap umat /Bhakta yang hadir. Diakhiri dengan dharma thula/Tanya jawab seputar Bhagavad Gita oleh rohaniawan.

Acara dilanjutkan dengan upacara pembukaan lomba Nyanyian Dharma. Panca Adnyana selaku ketua Pelaksana kegiatan ini menyatakan bahwa kegiatan ini sudah dilaksanaka untuk yang kedua kalinya. Dan kegiatan ini terlaksana atas bantuan dari lembaga agama keagamaan di kota Batam dan kepulauan Riau serta donator perorangan. Panca Adnyana mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini.

Selanjutnya Made Dwi Angga Pratama juga memberikan kata sambutan. Menurunya bahwa tema dari kegiatan ini adalah “Mengembangkan Pengetahuan Spiritual Melalui Bhagavad Gita”. Menurut Angga bahwa  bahwa melalui momentum hari Bahagavadgita atau Gita Jayanti maka umat Hindu diharapkan dapan mengembangkan Pengetahuan Spiritual untuk selanjutnya dapat mencapai pencerahan sebagai bekal hidup di zaman Kali yang penuh dengan godaan ini.

Ketua Parisada Prov. Kepulauan Riau juga memberikan kata sambutan bahwa kita hidup di zaman Kali yang sangat berbeda degan zaman sebelumnya. Pemahaman nilai – nilai Bhagavad Gita sangat kita perlukan. Melalui kegiatan lomba ini Peradah telah melakukan pelestarian ajaran Weda yang ada dalam Bhagavad Gita. Waya Jasmin juga mengilustrasikan bahwa pada zaman  Kerta yuga tidak ada musuh, kemudia di zaman treat yuga musuh sudah ada di seberang lautan yang ditandai dengan peperangan Rawana dan Rama. Kemudian pada zaman Dwapara yuga musuh sudah ada di dalam keluarga yang ditandai dengan perang saudara antara Pandawa dan Kaurawa. Dan di zaman Kali musuh tidak hanya di seberang lautan dan dalam keluarga, tetapi sudah di dalam diri kita yang kita kenal dengan Sad Ripu. Untuk itu Pengamalan nilai – nilai Bhagavad Gita sangat efektif untuk mengurangi efek negatif dari Sad Ripu. Terakhir Wayan Jasmin menjelaskan bahwa di zaman Kali ada 9 (Sembilan) jenis pemujaan yang sangat efektif yang dianjurkan dalam Srimad Baghavatam yang dikenal dengan Nawa Vidha Bhakti yaitu arcanam, kirtanam, nama smaranam, sakyam, vandanam, atmani vedanam, pada sevanam.

Kemudian I Wayan Catra Yasa selaku ketua Paruman Walaka dan Pembina dari  DPP Peradah Kepulauan Riau berpesan agar tema yang ditetapkan oleh Peradah Kepulauan Riau dalam kegiatan ini harus dipedomani dan dijadikan tema umum yang dapat dipedomani oleh umat Hindu. Wayan juga menjelaskan bahwa Kita Bhagavadgita muncul dari kegelisahan Arjuna yang melihat kenyataan harus berperang melawan guru, kakeknya dan juga saudaranya. Krishna menjelaskan di medan kuru ksetra bukan perang melawan guru, kakek dan saudara tetapi perang melawan ketidak benaran dan menegakkan kebenaran. Percakapan antara Krishna dan Arjuna ini oleh Maharsi Wyasa dihimpun menjadi sebuah Kitab Bhagavad Gita yang kita pedomani sampai sekarang dan dianggap sebagai Weda yang ke-5 atau Pancamo Veda.

Terakhir Pembimas Hindu menyampaiakan apresiasi kepada Peradah Kepri yang telah menyelenggarakan kegiatann ini. Di Masa yang akan datang Pemerintah dalam hal ini Bimas Hindu Kanwil kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau akan memperhatikan kegiatan kepemudaan yaitu dengan memberikan bentuan operasional kepada Peradaha Kepualaun Riau dengan catatan sudah terdaftar di Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, memilikki NPWP, nomor rekening dan mengajukan proposal sebelum tahun berjalan. Ketut Suardita juga menyampaikan bahwa Bhagavad Gita ada dalam Bishma Parwa Kitab Mahabharata yang dikodifikasi oleh Maharsi Wyasa dan dianggap Weda yang ke-lima atau Pancamo Veda.

Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Sebelumnya perwakilan dewan juri Nyanyiaan Dharma, I Made Kasa Astawa berkesempatan memberikan kata sambutan kepada peserta. Menurut I Made Kasa selaku Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti Kota Batam yang juga bertindak sebagai dewan juri Selain untuk melestasrikan seni baca kitab suci Weda berupa pembacaan sloka dan senin menyanyikan lagu kerohanian, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaring bibit-bibit baru yang akan maju dalam perhelatan Jambore Pasraman Tahun 2019 dan Utsawa Dharma Gita Tahun 2020. Ini adalah even yang sangat langka dan harus dilaksanakan setiap tahunnya. Siapapun yang menang jangan jumawa dan semua sudah tampil sangat baik.


Putu Satria Yasa juga memberikan penjelasan teknik pembacaan sloka dan criteria penilaian sloka. Semua adalah pemenag, tetapi di antara pemenang maka tentunya ada yang terbaik. Yang menjadi pemenang dapat dipertimbangkan untuk mengikuti seleksi Utsawa Dharma Gita baik di tingkat Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional. (ep2017)

Umat Hindu Batam, WHDI Kepri dan WHDI Kota Batam Mempersembahkan Tari Rejang Renteng pada Haru Jadi Kota Batam yang ke - 188

Batam-Batam, bertempat di Alun - Alun Engku Putri, pada hari Senin, tanggal 18 Desember 2017 Ibu - Ibu umat Hindu yang tergabung dalam organisasi Wanita Hindu Indonesia (WHDI) Provinsi Keupalauan Riau dan WHDI Kota Batam mempersembahkan tari rejang Renteng pada Hari Jadi Kota Batam yang ke-188. hadir pada kesempatan itu EKo Prasetyo selaku Penyelenggara Bimas Hindu Kantor kementerian Agama Kota Batam dan Ketua Badan Otorita Pura Agung Amertha Bhuana, Ketua WHDI Kota Batam dan pengurus WHDI Kepulauan Riau serta umat Hindu.

"Harmoni dalam Keberagaman" Tema Hari Jadi Kota Batam ke-188 yang ditetapkan oleh Walikota/Pemkot Batam. Ibu- Ibu yang tergabung dalam WHDI Prov. Kep. Riau dan WHDI Kota Batam berpartisipasi dalam Parade Seni Budaya Kota Batam sebagai wujud kepedulian kepada Bumi Melayu, Ibu Pertiwi berupa Tari Rejang Renteng yang bermakna menyambut turunnya para dewa dan dewi serta anugerah Tuhan di Bumi Melayu untuk kesejahteraan bersama.

Persembahan tari dari ibu - ibu pengurus dan anggota WHDI ini sebagai wujud kepedulian kita kepada kota Batam dan kita yakin bahwa para dewa dan leluhur akan merestuinya. Walikota/Pemko Batam akan memberikan apresiasi kepada umat Hindu. (ep2017)

Jaganath Ratha Yatra 2017 di Kota Batam

Bertempat di speanjang jalan utama di komplek pertokoan Jodoh - Nagoya, umat Hindu dari kelompok kerohanian Hare Krishna mengadakan kegiatan tahunan yaitu Jaganatha Ratha yatra sebagai bagian dari  peringatan Hari Bhagavadgita atau Gita Jayanti 2017. Acara berbarengan dengan Batam International Carnival 2017 dalam rangka Hari jadi kota Batam yang ke-188 yang diselenggarakan oleh Badan Penguasahaan (BP) Batam. Hadir pada kesempatan itu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Kementerian Pariwisata, walikota Batam, anggota dewan, anggota DPD, Penyelenggara Hindu dan ketua paguyuban se - kota Batam.

Pawai Jaganath Rath Yatra 2017 mengambil rute Nagoya - Jodoh. sepanjang perjalanan para bhakta mengagungkan nama Krishna sebagai awatara Wisnu ke dunia pada zaman Kaliyuga. di tengah perjalanan panitia juga membagikan prasadam (makanan) kepada penonton.

Kegiatan ini sangat positif sekali dan di tahun berikutnya akan diadakan lagi secara rutin dan berkala, tegas Si Putu Suamardaya seusai megikuti pawai.

Perkemahan Pelajar Lintas Agama di Kota Batam tahun 2017

Batam-bertempat di Lantamal, Tanjung Sengkuang pada hari Kamis samai dengan Jumat 14 sampai dengan 15 Desember Kantor Kementerian Agama Kota Batam untuk kedua kalinya menggelar Perkemahan Pelajar Lintas Agama. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar lintas agama baik dari sekolah di bawah binaan Kementerian Agama  maupun sekolah umum. Dari Hindu diwakili oleh Pasraman Jnana Sila Bhakti.

Kegiatan ini diawali dengan upacara pembukaan secara militer. Pada bertindak sebagai inpektur upacara dari Lanal Batam. Dalam sambutannya Komandan Lanal Batam menegaskan bahwa nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme bisa ditanamkan pada masa pendidikan di sekolah.  Pendidikan nasionalisem tidak hanya diperoleh di sekolah militer tetapi juga di sekilah umum. Inspektur upacara juga menegaskan bahwa sebagai generasi muda harus bekerja keras meraih cita – cita. Seeribu langkah yang kita lakukan akan selalu diawali dengan satu langkah yang pertama, artinya memulai sebuah cita – cita dengan belajar adalah sangat penting. Di samping itu kita jangan memaksa orang lain untuk berubah tetapi rubahlah diri kita sendiri sehingga membuat orang lain merasa ingin berubah menjadi lebih baik.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pidato kerukunan tingkat SMP dan SMA baik putra maupun putri. EKo Prasetyo selaku penyelenggara Hindu ditunjuk untuk menjadi salah satu juri pada lomba pidato kerukunan, Adapaun tema yang diambil peserta tidak boleh keluar dari nilai-nilai kerukunan kebangsaan, NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka tunggal Ika. Aspek yang dinilai adalah penguasaan materi, ketepatan waktu, penguasaan audiens, ekspresi dan intonasi. Secara umum peserta sudah cukup pandai membawakan sebuah pidato, Cuma EKo berpesan bahwa pidato sangat berbeda dengan dengan orasi yang terbawa semangat dan terbawa suasana.

Kegiatan dilanjutkan dengan cerdas cermat kerukunan yang diikuti oleh pelajar lintas agama di tingkat SMP dan SMA. Materi yang diujikan juga seputar kerukunan umat beragama, wawasan umum, kebangsaan, Pancasila dan NKRI. Tampil sebagai juara 1 adalah regu A dan MAN IC Batam, juara 2 dan 3 diraih oleh Pasraman Jnana Sila Bhakti Kota Batama.

Acara dilanjutkan dengan pembinaan mental oleh I Wayan Catra Yasa selaku Pengurus FKUB Kota Batam. Dalam arahannya Wayan mengajak peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh – sungguh. Wayan menyatakan bahwa kerukunan umat beragama bisa dimulai sejak di pendidikan usia dini. Wayan berharap agar umat beragama di Kota Batam rukun agar iklim investasi dan ekonomi di Kota Batam kembali membaik.

Selanjutnya Dr. Erizal, MH selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam berkesempatan memberikan pembinaan kepada peserta yang hadir pada perkemahan ini. Beliau menyatakan bahwa kegiatan perkemahan ini sebagai langkah nyata dalam mewujudkan Tri Kerukunan umat Beragama di Kota Bata. Untuk itu diharapkan di antara peserta harus ada pembauran satu dengan yang lainnya. Harus terjalin komunikasi dan relasi di antara peserta.

Terakhir Pak AGus dari LANAL Batam juga memberikan pembinaan bahwa kegiatan perkemahan ini memberikan pelajaran yang sangat berharga, Kita tidak akan pernah bisa melupakan ilmu yang didapat dari kegiatan ini. Pelajar akan mendapat pembekalan berupa nilai – nilai kebangsaan, nasionalisme, agama dan tentunya nilai – nilai kerukunan. Banyak hal yang kita dapat dari kegiatan ini.

Pada pukul 01.30 dini hari dilaksanakan acara jurik malam dan api unggun, pementasan kreatifitas peserta. Jurik malam diawali dengan Pembacaan Dasa Dharma Pramuka atau 10 (sepuluh) janji pramuka.

Pada Hari Jumat, 14 Desember 2017 jam 06.00 dilangsungkan dengan operasi semut atau membersihkan area perkemahan, dilajutkan dengan senam kesegaran jasmani.

Terakhir dilaksanakan upacara  penutupan yang dipimpin langsung oleh Dan Lanal Batam atau yang mewakili. Dalam sambutannya Dan Lanal berpesan agar peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di masyarakat. Apa yang didapat dapan dijadikan bekal di hari tua nanti. (ep2017)