Rabu, 26 September 2018

Umat Hindu Tanjung Pinang Gelar Pujawali di Pura Giri Natha Puncak Sari


Tanjung Pinang-Pada Hari Senin, 24 September  2018 di Pura Giri Natha Puncak Sari, Km 11, Kijang, Kepulauan Riau, umat Hindu Kota Tanjung Pinang menggelar upacara Dewa Yajna yaitu Pujawali. Upacara ini dipimpin oleh Jero Mangku Nyoman Wiarta. Hadir pada kesempatan itu Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu Prov. Kepulauan Riau, Jero Mangku Agung Arief Suryanatha selaku Pengurus Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) kepulauan Riau, Purwadi selaku penyuluh Agama Hindu Kepulauan Riau, Eko Prasetyo selaku Penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam,  Nyoman Wiarta selaku Ketua Parisada Kabupaten Bintan, Made Karmawan  selaku Ketua Parisada Kota Batam, Ketua WHDI Bintan, Ketua Pasraman Brahma Widya Satwika, Ketua Parisada Kota Tanjung Pinang dan siswa pasraman, serta umat Hindu dari Kota Batam, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan.

Pujawali berasal dari kata “puja” dan “mewali”  artinya umat Hindu memuja kembali keagungan Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai  Ida Bethara yang kita puja di pura ini pada hari yang sama. Kita melaksanakan upacara pujawali secara rutin dalam jangka waktu tertentu yang kita sepakati sesuai Iksa, Sakti, Desa, Kala, dan Tattwa.  Tuhan akan memberkati kita semua bila kita semua tulus  ikhlas dalam melaksanakan upacara ini. Kesucian batin dan kemakmuran kita peroleh. Dengan melaksanakan upacara pujawali ini kita semua akan dapat mewujudkan satyam, siwam dan sundaram yang artinya upacara itu terdapat unsur  kebenaran, kesucian dan keindahan. Pujawali merupakan salah satu cara untuk tetap menegakkan dharma dan membumikan, melestarikan ajaran Weda. Sebagaimana kita ketahui dalam sastra suci bahwa makhluk hidup berasal dari makanan, makanan berasala dari tumbuhan, tumbuhan berasal dari hujan, hujan berasal dari yajnya, dan yajna sendiri bisa terlaksana karena kegiatan kerja (karma). Maka kegiatan Yajna, bersedekah, tapa brata, dan kegiatan kerja tidak boleh kita tinggalkan karena itu adalah pensuci bagi orang yang memuja Tuhan.

Ada beberapa rangkaian upacara pujawali. Yang paling umum adalah mecaru dan Purwa daksina. Upakara Ngenteg linggih pura di Pura Giri Natha ini didahului dengan proses mecaru pada jam 19.00 WIB. Upacara mecaru yang berfungsi menjalin hubungan yang harmonis kepada unsur alam (palemahan). Bhuta kala adalah unsur penyeimbang yang berperan menjaga keseimbangan alam ini yang harus kita hormati malalui prosesi pecaruan. Pujawali berjalan dengan lancer karena kerjasama dari semua pihak. Tujuan dari pelaksanaan upacara yajna adalah lascarya, sidhi karya, dan labda karya yang pada akhirnya akan memberikan damapak bagi umat baik kesucian batin dan kesejahteraan hidup.

Untuk menyambut upacara ini umat Hindu Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan sudah melaksanakan gotong royong, yang Ibu-ibu gotong royong mejejahitan atau Pembuatan bahan sesaji seperti Tamas kulit sayut, dan lain-lain. Umat Hindu juga melaksanakan gotong royong Pembuatan Penjor, Pemasangan Wastra.

Dilanjutkan dengan prosesi Pujawali. Upacara ini diawali dengan Purwa daksina, yaitu berjalan mengelilingi padmasana dengan membawa pratima-pratima searah jarum jam sambal mengulang-ulang nama suci Tuhan. Purwa Daksina merupakan salah satu prosesi pujawali yang mengandung makna bahwa kita harus mengagung-agung nama suci Tuhan, yang kedua adalah bahwa kita sebagai manusia harus ikut memutar roda kehidupan di jalan kebenaran, Jika tidak maka kita akan bisa bertahan hidup, demikian pula jika kita keluar dari jalan dharma maka kita akan mendapatkan hukumannya.

Acara dilanjutkan dengan dharma wacana yang disampaikan oleh Made Karmawan, S.Ag selaku Ketua PHDI Kota Batam tentang satwika yajna dan keutamaan yajna. Acara dilanjutkan dengan persebahyangan bersama dan nunas tirtha. (eko2018).

Selasa, 18 September 2018

Pembimas Hindu Kepri gelar Kegiatan Pembinaan Keluarga Sukhinah/ Sudhi Wadani Tahun 2018


Batam-Pada hari Kamis 13 September sampai dengan Jumat 14 September, Pembimas Hindu menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Keluarga Sukhinah/ Sudhi Wadani Tahun 2018. Kegiatan ini diikuti sebanyak 40 (empat puluh) orang peserta, dengan utusan Kota Batam 34 orang dan Kabupaten Bintan sebanyak 6 (enam) orang. Hadir pada acara pembukaan itu adalah Ka-Kanwil kemenag Kepri dan jajarannya, Pembimas Hindu Kemenag Kepri, Eko Prasetyo selaku Penyelenggara Hindu Kan Kemenag Kota Batam, Ketua PHDI Prov. Kepulauan Riau, Ketua PHDI Kota

Batam, WHDI Kepri, WHDI Kota Batam dan ketua Banjar se-kota Batam

Dalam laporannya, Purwadi, S.Ag menyampaikan tema “Membangun Keluarga Sejahtera Dalam Kehidupan Rumah Tangga Menuju Loka Samgraha” bertujuan untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti dalam keluarga Hindu, menambah wawasan dan pengetahuan dalam membina keluarga Hindu yang Sukhinah Bhawantu. Dan meningkatkan kepercayaan diri dalam hidup bermasyarakat di era mileneal.

Dalam sambutannya Dr. Drs. H. Mukhlisuddin, S.H., M.A, selaku Ka-Kanwil Kemenag Kepulauan Riau membentuk keluarga bahagia sejahtera didasarkan atas cinta yang memiliki 3 unsur penting: Komitmen, Komunikasi dan Cinta Kasih.

Konsep awal dari Kegiatan Pembinaan Sukhinah/Sudhi Wadani Tahin 2018 ini pesertanya adalah berpasang-pasangan, tetapi karena kondisi umat Hindu di Kepulauan Riau tersebar di Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang sebagian besar adalah adalah pekerja sehingga sulit untuk merealisasikan ide awal ini, terang Purwadi.


Selanjutnya adalah paparan dari Ka-Kanwil Kemenag Kepri, Dr.Drs.H.Mukhlisuddin,S.H.,M.A menyampaikan materi tentang “Kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Dalam Membangun Keluarga Sukhinah.” Dikatakannya, keluarga bahagia dan sejahtera didasarkan atas cinta kasih, komitmen dan keprcayaan.

Selanjutnya adalah paparan dari Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepualuan Riau yang dimoderatori oleh EKo Prasetyo selaku Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau. Adapun materi yang dibawakan adalah Membangun keluarga sukhinah bhavantu. Ketut Suardita mengajak umat Hindu untuk membangun keluarga atas dasar bhakti kepada Tuhan. Membagun keluarga adalah ibadah yang sangat mulia. Dalam Weda dijelaskan bahwa memilikki putra yang suputra sangat besar pahalanya karena dapat menyelamatkan leluhurnya dari pederitaan. Untuk itu beliau menghimbau agar keluarga Hindu menjadi keluarga yang sukhinah.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr., Drs. I Wayan Catra Yasa, M.M dengan judul materi “Membangun Keluarga Sukhinah Menuju Loka Samgraha” yang dpandu oleh Ni Made Seriniti dari WHDI Kota Batam. Wayan menjelaskan bahwa tujuan membentuk keluarga adalah untuk melaksanakan Dharma yang meliputi semua aktivitas dan kewajiban agama seperti melaksanakan Yajña, sebab di dalam grhasta-lah aktivitas Yajña  dapat dilaksanakan secara sempurna. Yang kedua adalah mampu melahirkan keturunan yang akan melanjutkan amanat dan kewajiban kepada leluhur. Melalui Yajña  dan lahirnya putra yang suputra seorang anak akan dapat melunasi hutang jasa kepada leluhur (Pitra rna), kepada Deva (Deva rna) dan kepada para guru (Rsi rna). Yang ketiga adalah mempelai dapat menikmati kepuasan seksual dan kepuasan-kepuasan lainnya (Artha dan kama) yang tidak bertentangan dan berlandaskan Dharma.


Pada hari kedua kegiatan Pembinaan Keluarga Sukhinah/Sudhi Wadani Tahun 2018 diisi narasumber dari Dinas Kesehatan Kesehatan Prov. DKI Jakarta yang juga merupakan pengurus WHDI Pusat yaitu Ni Made Jendri, SKM, M.Si dengan materi: “Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja Serta Parenting Agar Terwujud Anak Yang Suputra, Sehat, Cerdas Dan Bahagia”. Kita harus mendidik anak sesuai dengan usianya. Jangan melakukan kekerasan phisik dan mental kepada anak karena akan berpengaruh kepada kepribadiannya kelak. Jika anak dibesarkan dengan sanjungan maka dia akan menghargai, jika penuh kekerasan maka akan menjadi kasar, jika anak dibesarkan dengan ejekan maka dia akan tumbuh menjadi anak  yang rendah diri. Narasumber juga berpesan agar umat Hindu membiasakan gaya hidup sehat di rumah, masyarakat, tempat kerja dan juga di pura. Ada gerakan GERMAS dari Kementerian Kesehatan RI. Umat Hindu harus mendukungnya dnegan membiasakan gaya hidup yang sehat. (ep2018)

Kanwil Kemenag Kepri Gelar Sosialisasi Produk Hukum di Lingkungan Kemenag Kepri


Batam-bertempat di Wisma Kementerian Agama dan Pusat Informasi Haji (PIH), Batam Center pada Hari Senin 10 September sampai dengan Rabu 12 September 2018, Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau menggelar kegiatan Sosialisasi Produk hukum di lingkungan Kemenag Kepulauan Riau. Peserta terdiri dari pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Kanwil Kemenag kepri.

Menurut ketua Panitia dalam sambutannya, kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada ASN di lingkungan Kemenag Kepri di bidang hukum, kemudian menerapkannya. Sangat penting bagi ASn untuk mengetahui aturan teruatama menyangkut soal anggaran, pidana dan lain sebagainya.

Dalam sambutannya Mukhlisudin selaku Ka-Kanwil Kemenag Kepri yang baru menjelaskan bahwa ASN harus menguasai aturan, menerapkan dan melakukan pengendalian internal pemerintah. ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Kepri dituntut untuk Profesional dan proporsional sesuai dengan 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama RI.

Seanjutnya adalah paparan dari Biro Kepegawaian, Pak Iwan yang menyampaikan bahwa ASN harus terus melakukan inovasi dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri. ASN yang tidak mengikuti perubahan zaman akan tertinggal. Namun ASN kemenag harus ikut aturan yang berlaku di Kemenag.

Selanjutnya adalah Paparan dari Kepala Biro Hukum dan Kerjasama luar Negri Kementian Agama RI yang menyampaikan kewenangan pejabat di lingkungan Kementerian Agama dan pentingnya hukum yang melindungi ASN di lingkungan Kementerian Agama.

Dilanjutkan dengan Kepala Kejaksaan Tinggi Prov. Kepulauan Riau. Kejati Kepri menyatakan bahwa jajarannya siap membantu Kemenag dalam hal pendampingan dalam hal pelaksanaan anggaran, misalnya pembangunan phisik dann lain sebagainya. Pihaknya menghimbau agar ASN menghindari praktik Pungli. Kita harus berpegang pada aturan yang ada. (ep2018)

Pakemda DPP Peradah Kepulauan Riau Tahun 2018



Pada Hari Minggu tanggal 5 Agustus 2018 bertempat di Aula Pasraman Jnana Sila Bhakti, Pura Agung Amaerta Bhuana, DPP Peradah Prov. Kepulauan Riau menyelenggarakan melaksanakan Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan daerah (Pakemda) Tahun 2018. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dari perwakilan 6 Banjar se-Kota Batam.

Hadir pada kesempatan itu Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu, kemudian Penyelenggara Hindu Kota Batam, Ketua lembaga agama dan keagamaan.
 
Dalam sambutannya Ketua DPP Peradah Kepri menjelaskan tema dari kegaiatan ini adalah Mewujudkann Budaya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan. Kegiatan ini dirangkai dengan seminar kewirausahaan dengan narasumber I Kade Witarsa, S.E.

Dalam sambutannya Putu Suardika selaku Sekretaris PHDI Prov Kepri mengajak lembaga untuk membantu Peradah. Pemerintah dalam hal ini Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau berkewajiban membantu DPP Peradah Kepri.

Dalam Sambutannya Ketut Suardita menegaskan bahwa PERADAH harus mampu menghidupi orhanisasinya Jangan tergantung program dari pemerinta. Jika ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah maka harus membuat proposal permohonan dana dan memilikki tanda daftra lembaga dari Bimas Hindu Kementerian Agama RI. Ketut Suardita membuka kegiatan Pakemda Peradah Kepri Tahun 2018 secara resmi. Acara di lanjutkan dengan seminar kewirausahaan.

Kepemimpinan tidak hanya sebatas di bidang pemerintahan, industri atau perusahaan tetapi juga kewirausahaan. Sebelum bisa memimpin orang ain maka harus dimulai dari memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Wira usaha memberikan peluang besar yang mandiri. Karena kita yang memilikki usaha itu, tidak di bawah tekanan orang lain. (ep2018)